Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi berada dalam rentang 13.065-13.000 untuk kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (7/5), dengan kecenderungan melemah karena sentimen global penyelesaian utang Yunani.
Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, harapan akan berlanjutnya penguatan Rupiah tidak terjadi dimana Rupiah lebih memilih berbalik melemah.
“Padahal laju dolar AS juga sedang mengalami pelemahan seiring dengan rilis data-data AS yang cenderung kurang baik,” ujarnya dalam riset, dikutip Kamis (7/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, lanjutnya, kembali melemahnya laju Euro seiring dengan munculnya kembali kekhawatiran akan deadlock penyelesaian utang Yunani dengan para kreditor menambah sentimen negatif bagi investor sehingga meski laju dolar AS terlihat melemah, namun pelemahan tersebut tidak membuat posisi dolar AS di bawah laju Euro.
Dengan demikian, kata Reza, laju Rupiah pun terkena imbas pelemahan tersebut. Apalagi laju Rupiah juga masih terimbas rilis data pertumbuhan PDB Indonesia yang melambat dimana hanya sebesar 4,71 persen dibandingkan kuartalan sebelumnya 5,01 persen dan di bawah konsensus 4,95 persen dan perkiraan kami 4,75 persen.
“Laju Rupiah berada di bawah target level support 13.025. Gagalnya harapan akan kenaikan Rupiah dapat memberikan sentimen negatif yang mengakibatkan pelemahan lanjutan. Tetap cermati sentimen-sentimen yang ada dan potensi pelemahan lanjutan,” jelas Reza.
(gir)