Rupiah Masih Tertekan Akibat Banyak Perusahaan Bayar Utang

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Jumat, 15 Mei 2015 11:06 WIB
Tingginya utang yang jatuh tempo serta pembayaran aktivitas impor sepanjang April 2015 masih memperlemah posisi rupiah.
(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah sepanjang April 2015 mengalami penurunan sebesar 0,23 persen akibat aktivitas pembayaran utang yang meningkat. Meskipun begitu, nilai depresiasi rupiah di bulan ke-empat tersebut masih lebih kecil dibandingkan Maret 2015.

"Nilai tukar eceran tetap mengalami depresiasi karena adanya aktivitas dengan nilai transaksi besar terutama untuk membayar utang luar negeri dan ekspor impor. Kegiatan ini merupakan hal musiman, bukan sebuah peristiwa khusus," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo di Jakarta, Jumat (15/5).

Ia menambahkan, peningkatan impor pada bulan April juga berkontribusi pada pelemahan rupiah. Hal tersebut didasarkan pada fakta bahwa impor sepanjang April tercatat sebesar US$ 12,63 miliar atau naik sebesar US$ 0,05 miliar dibandingkan Maret lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Utara sebesar Rp 12.989 sedangkan provinsi dengan depresiasi terendah adalah Provinsi Kalimantan Utara dengan nilai sebesar Rp 12.222 per dolar," tambahnya.

Lebih Kecil

Meskipun mengalami depresiasi sebesar 0,23 persen, namun depresiasi ini masih lebih kecil dibandingkan angka Maret yang mencapai 0,76 persen dimana nilai depresiasi tertinggi terjadi di Kalimantan Utara dengan nilai 2,72 persen.

Lebih lanjut, Sasmito menambahkan bahwa keadaan ini diharapkan akan segera membaik pada bulan-bulan berikutnya menyusul siklus pembayaran internasional yang sudah kembali normal. Namun dirinya tak dapat memprediksi berapa besaran depresiasi pada bulan berikutnya.

"Kita lihat saja, semoga makin membaik," ujarnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER