Ekonomi Melambat, Wakil Presiden: Itu Bukan Salah Tim Ekonomi

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 07 Mei 2015 11:20 WIB
Jusuf Kalla menyoroti penyebab lambatnya ekonomi di awal tahun lebih disebabkan karena persiapan administrasi pemerintah yang telat terkait APBNP.
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat akan memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 30 Maret 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meski perekonomian Indonesia mengalami pelambatan pada kuartal I, Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak mau menyalahkan tim ekonomi yang tergabung dalam Kabinet Kerja. Kalla menilai pelemahan ekonomi merupakan dampak dari melemahnya perekonomian global.

"Bukan kesalahan tim ekonomi, tapi masalah dunia, kita tidak bisa salahkan orang per orang," kata Kalla usai memberikan sambutan dalam acara IIF Summit di Jakarta, Kamis (7/4).

Wakil Presiden juga menyoroti penyebab lambatnya pergerakan ekonomi di awal tahun lebih disebabkan karena persiapan administrasi pemerintah yang telat dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) yang baru disahkan bulan Februari lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"APBN baru disahkan Februari jadi yang lainnya telat, tapi Mei nanti jalan semua," katanya.

Lebih lanjut, Wakil Presiden mengatakan pemerintah tetap memasang target pertumbuhan di kuartal II yakni di atas 5 persen. Ia yakin mulai Mei ini proyek infrastruktur yang dirancang oleh pemerintah akan mulai direalisasikan.

"Karena ini proyek jalan semua , pengairan naik, baja naik, semen naik, rakyat bekerja, punya income, ya pasti kegiatan ekonomi konsumsi naik," katanya.

Ia pun menyebut tiga kunci khusus untuk membuka peluang tercapainya target pertumbuhan ekonomi 5,7 persen hingga akhir tahun. Tiga kunci tersebut yakni belanja pemerintah yang harus segera dilaksanakan, menarik investasi publik maupun pemerintah serta memicu konsumsi masyarakat.

"Investasi naik sedikit, otomatis konsumsi di level masyarakat stabil," katanya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,71 persen pada kuartal I 2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year). Artinya perekonomian nasional melambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,14 persen secara tahunan. (Baca: FOKUS Sinyal Buruk Ekonomi Jokowi)

Kepala BPS Suryamin mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) nominal atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp 2.724 triliun. Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang belum menggembirakan.

Menurutnya, sumber sentimen negatif yang paling berpengaruh adalah perlambatan ekonomi Tiongkok dan Singapura, yang selama ini menjadi mitra dagang utama Indonesia baik ekspor maupun impor.
(gir/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER