Jakarta, CNN Indonesia -- Fakta baru terkait alasan pembubaran Pertamina Energy Trading Limited (Petral) kembali terbuka. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyebut, anak usaha PT Pertamina (Persero) itu kerap mendapatkan diskon harga sebesar US$ 1,3 untuk setiap barel minyak yang diimpornya.
“Diskon yang diperoleh Petral itu untuk setiap barel minyak bisa sampai US$ 0,3 sampai US$ 1,3, yang jadi pertanyaan larinya diskon tadi ke siapa? Jadi wajar kalau anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menanyakannya. Nah, dilakukannya audit investigasi akan membuktikan itu,” ujar Sudirman usai melaporkan rencana pembubaran Petral di Istana Kepresidenan, Jumat (15/5).
Menurut Sudirman, audit investigasi yang akan dilakukan Pertamina dengan melibatkan kantor-kantor auditor kredibel dan Badan Pemeriksa Keuangan akan membuat semua masa lalu bisnis Petral akan menjadi jelas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Semua akan terang benderang, mana yang baik, buruk, salah. Kalau memang ada potensi pelanggaran hukum, ya jangan ragu untuk dibawa ke ranah hukum setelah diinvestigasi,” tegas mantan bos PT Pindad (Persero) itu.
Indikasi kecurangan kegiatan impor minyak yang dilakukan Petral menurutnya semakin jelas. Terutama setelah selama tiga bulan terakhir Pertamina menjalankan rekomendasi tim Reformasi dan Tata Kelola Migas agar tidak lagi mengimpor minyak melalui Petral, namun mengembalikan fungsi Integrated Supply Chain (ISC) sebagai pengatur impor minyak.
“Dalam tiga bulan ada penghematan US$ 22 juta. Itu baru dari sisi impor minyak. Belum lagi menghitung penghematan
losses, kebocoran dan segala macamnya. Kalau tiga bulan saja efisiensi bisa US$ 22 juta, bagaimana kalau setahun, atau lima tahun,” kata Sudirman.
Umumkan Hasil AuditSudirman yang juga pernah membidani ISC, unit bisnis yang dibentuk pada 2008 untuk melakukan impor minyak Pertamina memastikan akan menyerahkan pelaksanaan audit kepada manajemen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar di Indonesia itu.
Namun, Sudirman memastikan dirinya dan Menteri BUMN Rini Soemarno telah bersepakat untuk membuka hasil audit investigasi kepada publik setelah semuanya selesai dilakukan.
“Pastilah dibuka, itu kan urusan publik juga. Apalagi tadi Pak Presiden setuju dilakukan investigasi karena itu adalah cara untuk menghilangkan berbagai spekulasi, praktik-praktik tidak transparan di Petral yang memang sejak awal beliau menaruh perhatian,” tegasnya.
(gen)