Jakarta, CNN Indonesia -- PT Total E&P Indonesia telah dipastikan akan dilibatkan pemerintah dalam pengelolaan blok kaya gas Mahakam oleh PT Pertamina (Persero) pasca berakhirnya kontrak pada 2017. Kepastian tersebut diperoleh usai Chief Executive Officer (CEO) Total Group Patrick Pouyanne menyambangi kantor Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (15/5), yang berbuah instruksi presiden agar perusahaan asal Perancis itu membantu Pertamina dalam mengelola Mahakam.
Jika Total selaku operator sekaligus pemegang 50 persen hak kepemilikan (
participating interest/PI) telah mengantongi restu Jokowi, bagaimana nasib perusahaan Jepang Inpex Corporation yang juga memiliki 50 persen PI di Mahakam?
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menuturkan dalam memandang masa depan pengelolaan Mahakam, pemerintah memposisikan Total dan Inpex sebagai satu kesatuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kecuali mereka berpikir berbeda. Nanti kami akan minta mereka berunding supaya bisa jadi satu pihak untuk berdialog tentang Mahakam dengan Pertamina dan pemerintah,” kata Sudirman di Jakarta, Minggu (17/5).
Sudirman mengaku Pemerintah Indonesia tidak bisa mencampuri negosiasi bisnis antar kedua investor asing tersebut. Dia hanya menegaskan, bahwa keduanya harus bisa membuat kesepakatan sebelum meneruskan pembicaraan mengenai masa depan Mahakam dengan Pertamina sebagai calon operator dengan kepemilikan PI terbesar di blok gas Kalimantan Timur tersebut.
Mantan Deputi Kepala Badan Pelaksana Rekontruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias tersebut meyakini, tidak lama lagi pembicaraan mengenai masa transisi dan pokok-pokok perjanjian (head of agreement) pengelolaan Mahakam pasca habisnya kontrak Total dan Inpex pada 2017 akan segera dimulai.
“Head of agreement belum selesai karena menunggu pertemuan dengan presiden kemarin itu. Setelah itu Total dan Pertamina bisa bertemu untuk membahas saham yang akan diumumkan secara terbuka. Tapi prinsipnya adalah Total paham betul Indonesia akan jadi operator, dan Pertamina akan pegang mayoritas yang jumlahnya akan didiskusikan belakangan,” kata Sudirman.
Sebelumnya CEO Total Group Patrick Pouyanne mengatakan telah meminta izin Presiden Jokowi untuk melanjutkan investasinya di Mahakam.
"Kami masih investasi sekitar US$ 1,5 miliar-US$ 2 miliar setahun. Karena itu, tentu sangat penting bagi kami mendapat kepastian masa depan mengenai Blok Mahakam di tahun 2018," tuturnya.
Untuk kelanjutannya, Pouyanne menjelaskan konsep kerjasama Total dengan Pertamina akan dirinci lebih dalam dengan mengutamakan kepentingan Indonesia.
"Sekali lagi Total tetap berada di Indonesia. Saya sangat hargai apa yang disampaikan presiden bahwa RI tetap inginkan Total sebagai partnernya. Kami siap bekerjasama dengan Pertamina untuk masa depan wilayah Mahakam," kata Pouyanne.
(gen)