Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan besarnya potensi yang bakal mendongkrak perekonomian tanah air di balik perluasan pembangunan Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, salah satunya terkait bisnis batu akik.
"Bandara ini strategis, dekat pula ke Martapura tempat pusat penjualan batu, sehingga baik juga bagi perekonomian," kata JK dalam pidato sambutannya di Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin, Senin (18/5).
JK mengatakan posisi bandara tentu sangat mendukung sektor perekonomian karena dewasa ini transportasi udara lebih sering digunakan ketimbang transportasi laut dan darat. Tren ini juga menimbang transportasi udara lebih nyaman ketimbang transportasi lewat media lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, JK juga yakin, keberadaan bandara didukung juga dengan letak geografis yang dinilai sangat baik karena termasuk dekat dengan pulau Jawa dan Sulawesi. Hal itu dibandingkan dengan jarak ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat, sehingga nantinya mampu mempermudah jalur transportasi antarpulau.
Untuk diketahui, perluasan Bandara Syamsuddin Noor ini dilakukan mulai hari ini, Senin (18/5) setelah JK secara resmi menekan tombol yang menandai perluasan bandara.
Bagi JK, perluasan bandara ini merupakan salah satu penyelesaian masalah yang molor sejak Agustus 2014 lalu. Kala itu, sengketa lahan antara Pemprov Kalsel dan TNI AU menjadi alasan molornya perluasan ini.
Akhir Maret lalu, setelah berkoordinasi dengan JK di Kantor Wakil Presiden, akhirnya Pemprov Kalsel dan TNI AU menyelesaikan sengketa lahan tersebut. Sebagai gantinya, Pemprov Kalsel akan berhutang lahan di tempat lain pada TNI AU.
Untuk diketahui, pengembangan Bandara ini diproyeksi memakan waktu 2,5 tahun. Salah satunya, meliputi perluasan bangunan terminal dari 10.000 m3 menjadi 110.000 m3 atau menjadi 11 kali lipat sehingga kapasitas penumpang meningkat dari sekitar 3,5 juta per tahun menjadi 12 juta penumpang per tahun.
Adapun nilai investasi yang akan digulirkan Angkasa Pura I untuk proyek ini ditaksir mencapai Rp 2,3 triliun yang berasal dari modal perseroan dan pinjaman komersial.
(gir/gir)