Kardaya Warnika: Likuidasi Petral Tak Efektif Turunkan BBM

Elisa Valenta Sari & Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Kamis, 21 Mei 2015 17:37 WIB
Menteri ESDM mengklaim Pertamina berhasil menghemat US$ 22 juta dalam tiga bulan fungsi Petral dialihkan ke Divisi Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina.
Ketua Komisi VII DPR/RI Kardaya Warnika. (Antara Foto/Reno Esnir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika menilai likuidasi anak usaha PT Pertamina (Persero) di Hongkong, Pertamina Energy Trading Limited (Petral) tak efektif menekan biaya pengadaaan minyak nasional. Kendati wewenang Petral telah dilimpahkan ke Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina, kebijakan tersebut tak menjadikan harga jual bahan bakar minyak (BBM) di masyarakat turun.

“Kita harus clear dulu, tujuannya dulu kan (pembubaran Petral) dimaksudkan agar biaya pengadaan minyak murah. Kalau biaya pengadaan minyak murah, maka harga BBM yang dijual ke rakyat juga akan murah. Kalau begitu (dengan pembubaran Petral) harusnya harga BBM turun,” ujar Kardaya di Jakarta, Kamis (21/5).

Pernyataan Kardaya tersebut dengan menanggapi klaim sepihak Menteri ESDM, yang menyatakan pelimpahan fungsi Petral ke ISC mampu meningkatkan efisiensi sekaligus transparansi Pertamina di dalam pengadaan minyak impor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berangkat dari hal itu, Mantan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) itu pun meminta pemerintah tak perlu mengekspos secara berlebihan mengenai angka efisiensi yang telah dicatatkan ISC dalam pembelian minyak impor.

“Sekarang jangan dulu ditepuk tanganin dong. Kalau Petral bubar dan ‎harga BBM turun, baru kita tepuk tangan,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Sudirman menyatakan pasca dilimpahkannya fungsi Petral ke ISC, Pertamina mampu melakukan penghematan atas pengadaan minyak impor sebesar US$ 22 juta dalam tiga bulan. Mantan bos ISC ini pun meyakini dengan pelimpahan fungsi tadi mampu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengadaan minyak impor yang selama ini dituding kerap disusupi pemburu rente.

“Semenjak dilimpahkan ke ISC, penghematan yang terjadi (dalam hal pengadaan minyak) mencapai US$ 22 juta dalam tiga bulan. Saya mengapresiasi Pertamina yang terus melakukan efisiensi,” tuturnya.

Sebagai informasi, selama Petral berfungsi sebagai trading arm, Pertamina hanya mendapatkan diskon atas pembelian minyak impor sekitar US$ 0,3 per barel. Namun, selepas fungsinya diserahkan ke ISC, BUMN migas tersebut tercatat memperoleh diskon hingga US$ 1,3 per barel.

Sudirman pun telah menginstruksikan Pertamina melakukan audit investigasi untuk mengetahui praktik inefisiensi yang selama ini terjadi di tubuh Petral.

“Nanti audit investigasi akan membuktikan,” katanya. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER