Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadinya inflasi pada bulan lalu sebesar 0,5 persen menyusul kenaikan harga bahan makanan dan tarif listrik. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, inflasi Mei tercatat sebesar 7,15 persen, sedangkan secara kumulatif Januari-April sebesar 0,42 persen.
Dari 82 kota yang disurvei, kata Suryamin, hampir seluruhnya atau 81 kota mengalami inflasi. Kecuali di Pangkalpinang tercatat deflasi 0,61 persen.
"Inflasi tertinggi terjadi di Palu sebesar 2,24 persen, dan terendah di Singkawang 0,03 persen," ujar Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Senin (1/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk komponen inti, BPS merilis laju inflasi inti pada bulan lalu sebesar 0,23 persen atau 1,73 persen selama Januari-Mei 2015. Apabila dibandingkan dengan inflasi inti Mei 2014, laju inflasi Mei 2015 sebesar 5,04 persen.
Menurut Suryamin, seluruh indeks kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga sehingga turut menyumbang inflasi Mei. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,39 persen; serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,5 persen.
"Kalau beras masih deflasi. Tapi kan ada daging ayam ras, telur itu memberikan pengaruh," katanya.
Sementara untuk kelompok sandang mengalami inflasi 0,23 persen, diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,2 persen.
Adapun kelompok kesehatan tercatat inflasi 0,34 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,06 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,2 persen.
(ags)