Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) optimistis angka
lifting minyak nasional hingga akhir 2015 mampu mencapai 828 ribu barel per hari (bph). Itu artinya, proyeksi tersebut melebihi target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 di angka 825 ribu bph.
"Jadi saya yakin bahwa realisasi nanti seperti yang direncanakan dan sampai hari ini belum ada indikasi adanya risiko yang bisa menggagalkan rencana tersebut," ujar Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Selasa (9/6).
Meski optimistis, Amien tak menampik bahwa realisasi produksi di sepanjang lima bulan pertama 2015 rata-rata masih di bawah target lantaran baru menyentuh angka 752 ribu bph. Oleh karena itu, SKK Migas akan menggeber
lifting minyak dari sejumlah sumur yang dikelola sejumlah kontraktor kontrak kerjasama (KKKS).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seusai rencana proyek Banyu Urip, CPF (
central processing facility) akan mulai
onstream akhir Juni atau paling lambat Juli dengan angka produksi meningkat sampai 165 ribu barel. Jadi akan meningkat sebulan lagi," tuturnya.
Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Yudha meminta SKK Migas dan pemerintah berkomitmen dalam mencapai target
lifting yang sudah dimasukkan ke dalam Undang-Undang APBNP 2015.
"Soalnya ini berkaitan dengan pemasukan negara tahun ini dan tahun depan. Jadi kita bisa melihat realisasi hingga proyeksi minyak. Kalau ada yang bisa dioptimalkan, kenapa tidak dimaksimalkan seiring rendahnya harga minyak," kata Satya.
(gen)