Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menyatakan siap memanfaatkan dana perkebunan kelapa sawit (CPO
supporting fund) yang dihimpun pemerintah pasca diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 61 tahun 2015.
Ketua Apkasindo Asmar Arsyad berharap pemerintah bisa cepat membentuk badan yang akan menjadi pengelola dana hasil pungutan dari setiap ton minyak kelapa sawit mentah (CPO) atau produk turunannya yang di ekspor oleh pengusaha. Semakin cepat badan tersebut terbentuk, maka para petani akan bisa memanfaatkannya untuk meremajakan 1,5 juta hektare lahan sawit di Indonesia.
“Perpres ini sudah mengakomodir kepentingan petani termasuk didalamnya ada bantuan untuk peremajaan kebun sawit. Saat ini ada sekitar 1,5 juta hektare yang harus diremajakan. Untuk itu, implementasi Perpres ini sebisa mungkin secepatnya dilaksanakan,” kata Asmar di Jakarta, Rabu (10/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asmar berhitung jika pemerintah konsisten mengutip CPO
fund tersebut, uang yang terkumpul bisa digunakan untuk meremajakan 250 ribu hektar kebun kelapa sawit per tahun. Semakin banyak kebun yang bisa diremajakan oleh pemerintah, maka produksi CPO akan meningkat.
Menurutnya saat ini produksi CPO Indonesia mencapai 32 juta ton per tahun. Namun, ia memperkirakan angka tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan produsen biodiesel nasional.
“Semakin banyak produksi CPO, tentu kesejahteraan petani sawit akan meningkat,” ujarnya.
Seperti diketahui Pasal 15 Perpres 61 tahun 2015 menyebutkan petani kelapa sawit merupakan salah satu penerima manfaat dari kebijakan pemerintah mengumpulkan CPO fund mulai tahun ini. Petani disebutkan bisa memanfaatkan dana tersebut untuk meremajakan kabun sawit miliknya. Bantuan yang akan diberikan pemerintah antara lain berupa benih hingga pemasaran hasil perkebunan sehingga petani tidak lagi khawatir adanya gejolak harga.
Tingkatkan HargaSementara itu, Praktisi Energi Joko Supriyono menilai peremajaan yang tertuang dalam Perpres CPO
fund akan memberikan nilai tambah bagi petani sawit karena seluruh batang pohon sawit yang diremajakan bisa dijadikan energi alternatif dengan teknologi biomass.
“Jadi petani akan dapat untung dari pohon mereka yang diremajakan,” tambah Joko.
Hal senada diungkapkan Derom Bangun, Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia yang mengatakan sudah saatnya Indonesia melakukan peremajaan kebun sawit, karena harga masih tertekan dampak krisis global.
"Dengan
replanting, maka otomatis akan dapat mengurangi produksi sehingga membuat pasokan minyak sawit mentah di pasar dunia berkurang. Dengan demikian harga sawit akan naik dan itu bisa dinikmati petani," ujarnya.
Malaysia sendiri sebagai produsen CPO terbesar kedua di dunia telah mengajak Indonesia untuk mengurangi produksi CPO dengan cara mempercepat program peremajaan tanaman sawit yang berumur 25 tahun ke atas.