Dari Jakarta ke Bali, JK dan Sri Mulyani Bahas Soal Nuklir

Noor Aspasia Hasibuan | CNN Indonesia
Kamis, 11 Jun 2015 08:46 WIB
Jusuf Kalla menilai tenaga nuklir tak mungkin dikembangkan dan dipakai di Indonesia yang rawan akan bencana.
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan kata sambutan dalam pembukaan Jakarta Fair Kemayoran, Jakarta, Jumat, 29 Mei 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Nusa Dua, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) kembali bertemu dengan Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Nusa Dua, Bali pada seminar yang dihelat  International Solar Energy Society (ISES).

Pada seminar ISES tersebut, JK menyinggung berbagai permasalah energi, mulai dari kelangkaan, biaya produksi yang mahal, hingga persoalan geopolitik di Timur Tengah.

"Berbicara energi berarti juga berbicara masa depan," kata Wapres, Rabu (10/6) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut JK, masalah energi muncul setelah era revolusi industri, yang memicu penggunaan pesat batubara, minyak bumi, dan nuklir. Pengayaan dan pemanfataan besar-besaran sumber-sumber energi ini  menyebabkan kelangkaan karena sifatnya yang terbatas dan tidak bisa disediakan dengan mudah oleh alam.

Bicara soal nuklir, kata JK, belakangan ini menjadi  sumber masalah di Timur Tengah. Sumber energi berbahaya ini dinilai JK tak mungkin diterapkan atau dipakai oleh Indonesia yang rawan akan bencana.

"Indonesia ini termasuk negara ring of fire, rawan bencana alam," tuturnya.

Setelah JK turun dari mimbar, giliran Sri Mulyani didaulat sebagai pembicara utama. Direktur Pelaksana Bank Dunia menyampaikan pemikirannya soal pentingnya energi dan permasalahan yang timbul secara global untuk mendapatkannya.

Sebelumnya, kedua mantan pembantu Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sempat berseteru ini lebih dulu berjumpa di seminar Green Infrastructure Summit di Jakarta, Selasa (9/6). Dalam dua agenda besar itu, masing-masing tak banyak berbicara satu sama lain. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER