Sri Mulyani: Pangkas Subsidi BBM, Modal Jokowi Amankan Fiskal

Giras Pasopati & Noor Aspasia Hasibuan | CNN Indonesia
Kamis, 11 Jun 2015 12:57 WIB
Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dunia membakar uang US$ 550 miliar pada 2013 untuk menyubsidi BBM yang banyak dinikmati orang kaya.
Mantan Menkeu Sri Mulyani bersaksi di persidangan di kasus Century dengan terdakwa Budi Mulya di pengadilan Tipikor, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (2/5). (Detikcom/Lamhot Aritonang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sri Mulyani Indrawati, Direktur Pelaksana Bank Dunia kembali menyanjung kebijakan pemerintahan Joko Widodo. Kali ini, perempuan yang sempat menjadi Menteri Keuangan tersebut memuji keberanian Jokowi untuk memangkas anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Ia menyatakan, banyak negara tetap memberikan subsidi untuk bahan bakar fosil sebagai cara mengurangi biaya bagi konsumen dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, subsidi yang tidak tepat sasaran membawa biaya sangat besar dan menjadi hambatan penghematan energi.

“Pada tahun 2013, hampir US$ 550 miliar uang pemerintah di berbagai negara terpakai untuk subsidi langsung bahan bakar fosil, subsidi yang sebagian besar lebih bermanfaat pada yang kaya, karena mereka yang lebih banyak menggunakannya dari pada masyarakat kurang mampu,” ujarnya dalam seminar International Solar Energy Society (ISES) di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Januari lalu, lanjut Sri Mulyani, Pemerintah Indonesia mengambil langkah penting dalam menerapkan sistem harga bahan bakar guna mengurangi subsidi bensin dan solar secara signifikan.

“Tindakan ini memperkecil risiko fiskal sehingga sumber daya dapat dialihkan kepada prioritas pembangunan,” jelasnya.

Terkait pengelolaan energi, Ibu dua anak ini menilai sudah saatnya Pemerintah Indonesia berfokus kepada energi terbarukan yang sifatnya berkelanjutan. Tantangan ekonomi yang lain bagi banyak negara, lanjutnya, adalah modal besar untuk energi terbarukan yang sulit diperoleh tengah situasi penuh risiko saat ini.

“Banyak negara telah menetapkan adanya insentif kebijakan guna mengatasi hambatan ini. Negara-negara seperti Brasil dan India telah menikmati manfaat melalui lelang energi terbarukan,” tuturnya.

Pinjaman Bank Dunia

Di Kelompok Bank Dunia, lanjutnya, pihaknya menganggap isu energi berkelanjutan adalah tema yang sangat serius. Lembaga keuangan multilateral, kata Sri Mulyani, memahami bahwa keberhasilan program energi bersih akan membutuhkan modal tiga kali lipat lebih besar dibandingkan dengan pengembangan energi konvensional.

“Pinjaman kami untuk bidang energi bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah juga terfokus pada sasaran ini. Tahun lalu, dua per tiga pinjaman kami ditujukan kepada negara-negara Asia Selatan dan Sub-Sahara Afrika, di mana sebagian besar penduduk hidup tanpa akses energi,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, lebih dari 90 persen pinjaman Bank Dunia disalurkan untuk mendanai pembangunan pembangkit energi bersih, seperti gas alam, tenaga air, matahari, angin, dan panas bumi. “Kami tidak memberikan pinjaman untuk pembangkit listrik tenaga batubara, kecuali bila kondisi tidak memungkinkan opsi yang lain,” paparnya. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER