Jakarta, CNN Indonesia -- Pengembang properti PT Greenwood Sejahtera Tbk (Greenwood) memperkirakan belanja modal (
capital expenditure/ capex) tahun ini hanya sekitar Rp 100 miliar. Angka tersebut turun 90 persen dari rencana sebelumnya sebesar Rp 1 triliun dan dipastikan lebih rendah dari realisasi belanja modal tahun lalu Rp 740 miliar.
Direktur Keuangan Greenwood Bambang Dwi Yanto menjelaskan, dipangkasnya alokasi belanja modal tersebut karena perseroan kesulitan meneruskan pembangunan
tower 2 komplek perkantoran TCC Batavia Tahap I di Jakarta yang diperkirakan menghabiskan biaya Rp 2 triliun.
Tower 2 komplek perkantoran tersebut didesain memiliki 20 lantai dengan total area yang dapat disewakan mencapai 57.459 meter persegi.
Serta proyek pembangunan superblok
Capital Square di Surabaya dengan nilai investasi Rp 1,9 triliun. Capital Square didesain untuk 453 unit apartemen, 110 unit ruang perkantoran, dan 239 unit loft.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang mengungkapkan proses perizinan mendirikan bangunan di Jakarta dan Surabaya berbeda. Di Jakarta, izin dikeluarkan secara bertahap mulai dari izin test
peeling tanah, izin struktur, hingga Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Sedangkan di Surabaya, perseroan belum dapat menyicil kegiatan pembangunan selama IMB belum diperoleh.
“Kalau di Jakarta bangunan sudah tinggi IMB baru keluar. Kalau di Surabaya terbalik, dapat IMB dulu baru bangun,” ujar Bambang usai menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan paparan publik di Gedung TCC Batavia Tower I, Jakarta, Kamis (11/6).
Bambang mengungkapkan, tahun lalu perseroan memperkirakan dapat memulai pembangunan dua proyek tersebut di awal tahun ini. Namun dalam pelaksanaannya, izin-izin terkait untuk mendirikan bangunan kedua proyek terlambat dikeluarkan.
“Akhir tahun lalu kami perkirakan pembangunan proyek-proyek dapat dimulai awal tahun, tapi karena izin (pembangunan) keluarnya terlambat maka pembangunan baru bisa dimulai paruh kedua tahun ini,” tuturnya.
Bambang menyebut, kemajuan proyek tower 2 komplek perkantoran TCC Batavia di Jakarta memasuki tahap pengujian kekuatan tanah (
test pile). Sementara itu, IMB untuk proyek
Capital Square di Surabaya baru akan keluar bulan ini dan paling lambat bulan depan perseroan akan memulai pembangunannya.
“Kalau sekedar
peeling, pondasi itu kan paling untuk masing-masing proyek di Jakarta dan Surabaya itu maksimal Rp 50 miliar sudah cukup dari kas internal dan hasil penjualan awal nantinya,” kata Bambang.
Tahan DividenIa memastikan tahun ini Greenwood tidak akan melakukan investasi untuk mengembangkan proyek baru setelah tahun lalu perusahaan melakukan akuisisi lahan di Jakarta dan Surabaya serta mengakuisisi perusahaan properti PT Trisakti Makmur Persada yang menghabiskan sekitar Rp 503 miliar.
“Kami akan fokus mengerjakan dua proyek ini dulu. Saat ini belum ada rencana akuisisi lahan karena juga belum ada yang menawarkan lahan,” ujarnya.
Mengingat perusahaan masih fokus untuk meneruskan pembangunan proyek, RUPST Greenwood Sejahtera memutuskan untuk tidak membagikan dividen tahun buku 2014.
“Tahun ini tidak membagikan dividen karena kami masih fokus untuk pengembangan usaha”, tutur Sekretaris Perusahaan Greenwood Linda Halim ditemui di tempat yang sama.
Sebagai informasi, Greenwood membukukan laba bersih 2014 sebesar Rp 171,75 miliar. Jumlah itu naik 19 persen bila dibandingkan capaian laba bersih 2013 senilai Rp 144,36 miliar.