Jual Bir Makin Susah, Delta Djakarta Tak Berani Tambah Target

CNN Indonesia
Kamis, 11 Jun 2015 19:10 WIB
"Yang jelas kami menjaga agar minimal bisa sama seperti tahun lalu. Hal itu saja sudah bagus," ujar Direktur Keuangan Delta Djakarta Alan Fernandez.
Anker bir, produksi PT Delta Djakarta. (Dok. Wikimedia/Lofor)
Jakarta, CNN Indonesia -- Daya beli masyarakat yang rendah ditambah saluran penjualan minuman beralkohol yang semakin sempit, membuat produsen PT Delta Djakarta Tbk tidak berani memasang target tahun ini. Manajemen perusahaan produsen bir Anker tersebut menyatakan, bisa mencapai realisasi penjualan dan laba bersih seperti tahun lalu saja sudah merupakan prestasi.

“Saya kira sulit untuk menentukan besaran target tahun ini, yang jelas kami menjaga agar minimal bisa sama seperti tahun lalu. Hal itu saja sudah bagus,” ujar Alan Fernandez, Direktur Keuangan Delta Djakarta saat paparan publik di Jakarta, Kamis (11/6).

Sepanjang 2014 lalu, emiten yang 26,25 persen sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu berhasil mengantongi penjualan sebesar Rp 2,11 triliun naik 5,5 persen dibandingkan penjualan 2013 sebesar Rp 2 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah dipotong cukai dan pajak penjualan sebesar Rp 1,23 triliun, beban pokok penjualan, biaya operasional, dan lain sebagainya, Delta Djakarta tercatat bisa mengantongi laba bersih sebesar Rp 282,17 miliar. Perolehan laba bersih tahun lalu naik 6,7 persen dibandingkan laba bersih 2013 sebesar Rp 264,45 miliar.

Sayangnya, pada kuartal I tahun ini, kinerja perseroan ambruk. Perseroan mengalami penurunan penjualan sebesar 42,44 persen pada kuartal I 2015 menjadi Rp 329,31 miliar, dari penjualan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 572,19 miliar.

Hal itu membuat Delta Djakarta membukukan laba sebelum pajak Rp 42,27 miliar pada kuartal I 2015, turun dari sebelumnya yang senilai Rp 105,92 miliar. Sementara itu, laba bersih turun jadi Rp 33,02 miliar dari laba bersih tahun sebelumnya yang senilai Rp 79,31 miliar.

Kebijakan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel yang melarang penjualan minuman keras dengan kandungan alkohol sampai 5 persen di minimarket dan toko pengecer mulai 16 April 2015 diyakini telah membuat seret penjualan bir perseroan.

Oleh karena itu Ronny Titiheruw, Direktur Pemasaran Delta Djakarta mengatakan bakal terus mencari strategi baru untuk menyiasati Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 tersebut. Salah satunya adalah dengan meningkatkan penjualan di minimarket, supermarket, restoran dan cafe, serta daerah-daerah tujuan wisata yang belum dilarang pemerintah.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER