Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah telah merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 5,4 persen dari target 5,7 persen di APBN 2015. Namun, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro melihat kemungkinan realisasinya akan lebih rendah lagi, yakni sekitar 5,2 persen.
"Ya 5,2-5,4 persen, tapi 5,2 persen masih bisa kami upayakan," ujar Bambang di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (15/6).
Bambang tidak menjelaskan secara rinci alasan koreksi asumsi pertumbuhan ekonomi tahun ini. Namun, dia meyakini investasi dan konsumsi akan menjadi penyelamat ekonomi nasional untuk tetap tumbuh meski dihantui perlambatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Faktornya investasi. Konsumsi kita dorong dan kalau bisa ekspornya jangan sampai negatif," ujarnya.
Investasi, lanjut Bambang, diyakini akan lebih tinggi dari tahun lalu. Sinyal positif mulai terlihat oleh Menkeu pada realisasi investaasi kuartal II yang kemungkinan besar lebih tinggi dari kuartal sebelumnya.
Meskipun trennya menurun dalam lima bulan pertama 2015, Menkeu optimistis impor akan kembali meningkat pada paruh kedua. Pembangunan infrastruktur yang mulai menggeliat diyakini akan meningkatkan kebutuhan barang modal, yang sebagian besar masih harus diimpor.
Dari sisi konsumsi, Bambang masih berpegang pada proyeksi pertumbuhan 5,1 persen pada tahun ini. Untuk mendongkrak konsumsi, Menkeu berharap bisa dipenuhi pasokan barangnya dari dalam negeri.
"Konsumsi tidak harus impor karena nanti jadi impor banyak dong kita. Yang penting konsumsi itu naik. Tidak peduli impor atau tidak," jelasnya.
(gir)