Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sudah menyetujui bahwa target
lifting gas bumi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dipatok di angka 1.100 hingga 1.300
Barrel Oil Equivalent Per Day (BOEPD), naik 6,47 persen dari target APBNP 2015 sebanyak 1.221 BOEPD.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan meningkatnya permintaan baik dari sisi industri dan konsumsi rumah tangga akan menambah penyerapan hasil
lifting gas bumi. Sudirman juga mengatakan bahwa dengan segera keluarnya Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur pembentukan agregator gas bumi, diharapkan juga bisa meningkatkan penyerapan penggunaan gas bumi di masyarakat.
"Target
lifting gas kita naik karena tahun depan penyerapannya juga diperkirakan meningkat. Kita juga berharap, dengan adanya Perpres mengenai agregator gas yang sedang disusun juga bisa meningkatkan penyerapan gas bagi industri tahun depan," jelas Sudirman di Gedung DPR, Senin (22/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agregator gas ini rencananya berfungsi sebagai penyampur harga-harga gas (
mix pricing) yang dikirim dari sumber gas yang berbeda-beda. Sehingga nantinya, harga hasil
mix pricing ini bisa mengurangi disparitas harga gas industri antar daerah di Indonesia.
"Nanti,
mix pricing ini akan kami aplikasikan ke beberapa lini usaha yang menggunakan bahan baku gas bumi. Misalkan industri keramik di Medan dan Jawa Timur, nanti harga bahan baku gas buminya sama, tidak ada yang lebih mahal satu sama lain. Namun, tentunya harga gas bumi bagi satu sektor industri tetap berbeda dengan sektor lainnya," terang Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja di tempat yang sama.
Kendati tengah dinanti kehadirannya, ia mengatakan bahwa Perpres mengenai agregator gas ini baru rampung di akhir tahun. Dengan demikian, pemerintah juga belum menentukan siapa badan yang dirasa tepat untuk mengelola agregator gas tersebut.
"Akhir tahun ini rencananya Perpres jadi, sehingga tahun depan bisa diimplementasikan. Dengan berkurangnya disparitas harga, semoga penyerapan penggunaan gas bisa bertambah," ujarnya.
Selain meningkatkan target gas bumi, adanya proyeksi pertambahan penggunaan gas bumi ini juga bisa meningkatkan realisasi lifting gas yang diharapkan bisa terealisasi 100 persen pada tahun depan. Karena hingga akhir 2015, pemerintah hanya mampu merealisasikan lifting gas sebesar 1.168 BOEPD, atau sebesar 95,65 persen dari target lifting gas 2015 sebesar 1.221 BOEPD.
(gir/gir)