Jakarta, CNN Indonesia -- PT Gajah Tunggal Tbk meraup pendapatan Rp 1,27 triliun dari ekspor ban sepanjang kuartal I 2015. Angka tersebut tumbuh 8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp Rp 1,17 triliun.
Dari sisi volume, sebanyak 2,5 juta ban pabrikan gajah tunggal telah diekspor ke mancanegara pada tiga bulan pertama 2015. Jumlah tersebut meningkat sekitar 7 persen dari pengiriman Januari-Maret 2014.
Chatherine Widjaja, Direktur Gajah Tunggal menjelaskan meningkatnya penjualan ban radial di luar negeri menjadi penyelamat bisnis perusahaannya di tengah lesunya permintaan di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk ekspor lebih banyak dari produk ban radial, kalau di domestik memang tidak ada peningkatan secara signifikan," ujar Chatherine dalam konferensi pers, Senin (29/6).
Berdasarkan negara tujuan ekspor, Chatherine mengungkapkan Amerika Serikat (AS) menyerap ban pabrikan Gajah Tunggal paling besar, yakni mencapai 65 persen. Pasar ekspor ban potensial lainnya adalah Asia 12 persen dan Timur Tengah 11 persen.
"Untuk ekspor sebenarnya kita bisa meningkat lebih banyak, namun waktu itu ada
port strike di Amerika sebelah Barat California, jadi itu juga menghambat pengiriman barang-barang kami," tuturnya.
Sementara ekspor ke Asia dan Timur Tengah, lanjut Chatherine, sedikit menurun akibat pelemahan ekonomi di Tiongkok dan Jepang, serta Timur Tengah yang tengah dirundung konflik.
Masih Lesu
Chatherine melihat kondisi pasar ban nasional masih lesu pada kuartal II tahun ini. Karenanya, Gajah Tunggal memprediksi penjualannya tak akan meningkat signifikan selama periode April-Juni 2015.
"Di kuartal II mungkin akan sedikit flat dibanding kuartal tahun lalu," ujar Chatherine.
Namun, Chatherine berharap permintaan ban khusus truk dan bus (TBR) yang masih tinggi diharapkan bisa mengompensasi pelemahan pasar ban secara umum.
Terkait pelonggaran kebijakan kredit kendaraan, Wakil Presiden Direktur Gajah Tunggal Budi S. Tanasaleh menilai dampaknya tak akan terlalu banyak terhadap permintaan ban maupun neraca perseroan. Namun, Chatherine menyambut baik kebijakan tersebut karena dapat menggairahkan kembali perekonomian nasional yang sedang melambat.
"Kami menyambut baik kebijakan itu pasti nanti bisa menggairahkan penjualan kendaraan bermotor terutama mungkin di kelas
low cost green car (LCGC)," ujarnya
Sebagai informasi, Gajah Tungal pada kuartal I 2015 membukukan penjualan bersih sebesar Rp 3,07 triliun atau turun 3,9 persen dari tahun lalu. Akibat harga bahan baku yang rata-rata berdenominasi dolar AS menurun, margin laba kotor perusahaan menjadi sedikit meningkat dari 17,6 persen di kuartal 2014 menjadi 17,9 persen di kuartal I tahun ini.