Jakarta, CNN Indonesia -- PT Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk, operator jasa transportasi Cipaganti, berharap musim mudik lebaran tahun ini mendongkrak bisnisnya sebesar 25 persen dari biasanya.
Apabila rata-rata per bulan penumpang Cipaganti berkisar 17 ribu sampai 19 ribu orang, maka selama H-10 hingga H+10 lebaran tahun ini diprediksi melonjak jadi 23.750 penumpang.
Direktur Keuangan Cipaganti, Leonard Stephen Jonatan menjelaskan pada awal bulan puasa biasanya aktivitas bisnis menurun dan berpengaruh negatif terhadap bisnis angkutannya. Pasalnya, sekitar 75 persen pelanggan Cipaganti merupakan pelaku perjalanan bisnis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, padahal kan selama puasa perjalanan bisnis jelas berkurang. Hal itu sedikit menurunkan jumlah penumpang kami," jelasnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Cipaganti di hotel Le Meridien, Selasa (30/6).
Namun, lanjut Leonard, pihaknya optimistis periode arus mudik dan arus balik Lebaran bakal memberi kontribusi positif bagi kinerja perusahaan, baik di divisi shuttle maupun rental.
"Menjelang hari raya Lebaran, H-10 hingga setelahnya, H+10, penaikan jumlah penumpang biasanya cukup tinggi. Hal itu bagus untuk mengcover bulan puasa. Peningkatannya sekitar 20-25 persen dari bulan biasa," ungkap Leonard.
Leonard menjelaskan, dalam bulan-bulan biasa, jumlah penumpang bisa berada di kisaran 17.000-19.000 orang. Namun, pada musim arus mudik dan arus balik Lebaran, jumlah tersebut bisa naik 25 persen hingga 23.750.
Terkait kesiapan armada dengan adanya lonjakan tersebut, Leonard menyatakan pihaknya menyiapkan beberapa langkah. Antara lain melakukan penukaran armada dengan bus berukuran medium jika jumlah unit yang tersedia tidak cukup untuk menampung penumpang.
"Kami juga menyiapkan bus ukuran besar dengan kapasitas 47-59 penumpang untuk shuttle. Apalagi sekarang porsi pendapatan terbesar masih dari divisi shuttle. Bisa mencapai 40 persen," lanjutnya.
Cipaganti MerugiSebagai informasi, pada 2014 Cipaganti mengalami kerugian sebesar Rp 224,91 miliar, melonjak 946 persen dari rugi tahun sebelumnya Rp 21,49 miliar.
Kerugian tersebut terjadi akibat beban usaha yang melampaui pendapatan. Cipaganti tercatat menorehkan pendapatan usaha sebesar Rp 490,59 miliar atau turun 25,75 persen dari perolehan tahun sebelumnya Rp 660,76 miliar. Sementara itu, beban pokok perseroan meningkat jadi Rp 522,93 miliar dibandingkan 2013 yang sebesar Rp 430,48 miliar.