Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Pembangunan Asia (ADB) akan mengucurkan pinjaman sebesar US$ 1,5 miliar kepada Pemerintah Indonesia pada tahun ini, meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan pencairan utang 2014. Lembaga keuangan multilateral ini memberi sinyal akan melipatgandakan jumlah pinjaman tersebut menjadi sekitar US$ 3-3,5 miliar dalam tiga tahun.
Steven R. Tabor, Country Director ADB mengatakan pinjaman tersebut akan dikucurkan untuk membantu pemerintah dalam merealisasikan rencana proyeknya.
"Untuk sektor publik pinjaman ke pemerintah diperkirakan tahun ini adalah sekitar US$ 1,5 miliar dan separuh dikenakan untuk proyek-proyek infrastruktur dan separuh itu untuk program-program reformasi pemerintah," ujar Steven di Jakarta, Selasa (7/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun ini, lanjut Steven, ada tiga macam program reformasi pemerintah yang akan didukung oleh ADB, antara lain reformasi pemerintah di bidang energi terbarukan yang dinilai mampu mengurangi subsidi.
Selain itu ADB juga akan mengalirkan pinjaman untuk kegiatan reformasi di bidang pasar modal dan inklusi keuangan. Dua sektor ini dinilai masih kurang efisien dan optimal dalam menjalankan fungsinya sehingga dinilai menghambat investasi di kedua sektor tersebut.
"Kami harap ada lebih banyak orang punya akses terhadap lembaga-lembaga keuangan yang lebih stabil dan efisien," ujarnya.
Sementara di bidang infrastruktur, ADB tengah mengerjakan proyek irigasi dan juga beberapa penanganan banjir di beberapa daerah.
"Lalu ada proyek kerjasama dengan PLN untuk memperbaiki transmisi dan distribusi listrik di Sumatera," ujarnya.
Steven mengatakan dari total pinjaman US$1,5 miliar untuk tahun ini, sebanyak US$ 1 miliar sudah siap ditarik untuk membiayai proyek-proyek pemerintah yang sudah disetujui konsep dan realisasinya. Sementara sisanya US$ 500 juta menunggu proyek-proyek yang masih dalam perencanaan konsep.
"Jadi tidak langsung didrop begitu saja, jadi itu dibayar kalau ada perlu tergantung progres proyeknya," ujar Steve.
(ags/gen)