Produksi Migas Anjlok, Penerimaan Negara Ikut Jeblok

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Kamis, 09 Jul 2015 07:09 WIB
Penerimaan negara dari sektor hulu migas di semester I 2015 sebesar US$ 7 miliar atau sekitar Rp 92,5 triliun, anjlok 58,8 persen dalam setahun.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (3/7). (Resty Armenia/CNN Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi penerimaan negara dari sektor hulu migas di semester I 2015 sebesar US$ 7 miliar, atau sekitar Rp 92,5 triliun. Angka ini anjlok 58,8 persen atau sebesar US$ 10 miliar dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu US$ 17 miliar.

Kendati demikian, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi optimistis target penerimaan negara dari sektor hulu migas sebesar US$ 14,99 miliar atau Rp 198 triliun di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 dapat tercapai.

"Kami optimis target tersebut masih bisa tercapai," kata Amien di kantor SKK Migas, Jakarta Rabu (8/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amien mengungkapkan, rendahnya harga jual minyak dunia menjadi penyebab anjloknya penerimaan dari sektor hulu migas. Selain harga jual, semakin turunnya angka produksi atau lifting migas nasional juga turut mengurangi setoran ke kas negara.

Sebagai informasi, hingga 30 Juni 2015, rata-rata lifting minyak bumi sebesar 763.600 barel per hari (Bph) atau 92,6 persen dari target APBNP 2015. Adapun rerata besaran lifting gas bumi hingga semester I baru mencapai 6.587 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau sekitar 96,4 persen dari targetan yang dipatok dalam pagu APBNP 2015.

Genjot Produksi Banyu Urip

Untuk mencapai targetan lifting, mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini pun menjadikan produksi lapangan Banyu Urip sebagai tumpuan.

"Januari kemarin rata-rata produksi lapangan ini sudah mencapai 40.179 barel per hari sementara pada Juni, produksinya di angka 83.534 barel per hari. Kami harapkan produksi Banyu Urip bisa mencapai 205.000 barel per hari pada Desember mendatang," tuturnya.

Amien menjelaskan, untuk bisa memaksimalkan produksi minyak dari lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, pihaknya telah menginstruksikan kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) untuk mengoptimalkan sejumlah cara. Antara lain dengan melakukan injeksi gas (gas flood) dari hasil produksi Banyu Urip ke fasilitas subsurface.

Selain itu, lanjutnya, sambil menunggu persiapan fasiltas injeksi pihaknya juga akan melakukan mekanisme pembakaran gas (flare) untuk memaksimalkan metode lifting minyak.

"Oktober sampai Desember, gas akan di flare atau dibakar tidak dimasukan ke subsurface. Setelahnya akan diinjeksi. Tadinya (gas) mau dimanfaatkan melalui fasilitas tapi tidak ekonomis dan dibatalkan," jelsnya. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER