Jakarta, CNN Indonesia -- PT Garuda Indonesia Tbk bakal mendapat prioritas untuk menggunakan terminal 3 Ultimate di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng yang saat ini tengah dikembangkan PT Angkasa Pura (AP) II. Kedua badan usaha milik negara (BUMN) tersebut telah bersepakat akan menjadikan Terminal 3 sebagai basis operasional Garuda sekaligus memindahkan maskapai lain yang sebelumnya beroperasi disitu.
Faik Fahmi, Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha AP II mengatakan perusahaannya akan mendedikasikan terminal 3 untuk digunakan Garuda bersama maskapai asing lain yang tergabung dalam aliansi SkyTeam.
“Terminal 3 ini akan kita jadikan khusus maskapai
full service, dan diprioritaskan untuk penerbangan domestik dan internasional Garuda dan SkyTeam bersama maskapai asing lain. Kemudian maskapai
low cost carrier (LCC) yang sekarang beroperasi disana akan dipindah ke Terminal 1,” ujar Faik saat berkunjung ke kantor redaksi Detik Finance, Jakarta, Kamis (9/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Direktur Pelayanan Garuda itu berhitung dari hasil pengembangan yang saat ini tengah dilakukan AP II, terminal 3 nantinya akan memiliki kapasitas 25 juta penumpang per tahun. Dari kapasitas tersebut, Garuda dan aliansi SkyTeam akan mendapat alokasi 18 juta penumpang sementara maskapai asing lainnya 7 juta penumpang.
Menurut Faik, alasan menjadikan terminal 3 sebagai terminal khusus maskapai
full service adalah untuk meningkatkan porsi pendapatan non aeronautika AP II. Daya beli penumpang maskapai
full service disebutnya lebih tinggi dibandingkan penumpang LCC. Hal itu diyakini akan meningkatkan pendapatan para
tenant yang menyewa toko di terminal 3 sehingga berujung pada meningkatnya pendapatan AP II.
“Bandara itu butuh
transit passenger yang gemar berbelanja, ini bagus untuk bisnis non aero. Contoh saja Changi atau Incheon yang 73 persennya merupakan penumpang transit. Terminal 3 diharapkan bisa jadi hub maskapai SkyTeam sebelum meneruskan penerbangan ke negara lain,” ujar Faik.
Tahun DepanRencana pemindahan pusat operasi Garuda ke terminal 3 tersebut menurutnya akan dilakukan mulai Mei 2016 ketika pengembangan yang saat ini sudah 80 persen dikerjakan bisa digunakan. “Terminal 3
fully operate-nya Desember 2016,” ujar Faik.
Direktur Utama AP II Budi Karya Sumadi menambahkan, dirinya berharap keputusan perseroan untuk memindahkan operasional maskapai dari terminal 3 untuk mengakomodir Garuda tidak dipermasalahkan maskapai lain.
“Di beberapa negara, terminal untuk maskapai LCC dan
full service itu dibedakan. Kalau di negara lain, terminal LCC itu sederhana sekali. Kami menilai kalau dipindahkan ke terminal 1 Soekarno-Hatta masih lebih baik lah. Kami akan tertibkan
tenant di terminal 1 dan 2 sehingga ruang publiknya lebih besar dan nyaman untuk penumpang,” jelas Budi.
Mantan Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk itu mengakui bahwa AP II berupaya untuk merebut pasar penerbangan transit yang selama ini dikuasai oleh Bandara Changi, Singapura.
“Maskapai SkyTeam rekanan Garuda yang mau terbang ke Australia dari Korea Selatan, Vietnam, atau China sebelumnya selalu transit di Singapura. Selama ini kita selalu kalah fasilitas bandara dari Singapura, makanya terminal 3 akan dibuat sangat bagus jadi mereka akan transit di Soekarno-Hatta,” kata Budi.
Ia memperkirakan jika rencana tersebut berjalan lancar, sedikitnya 1.600 orang dari Asia yang hendak terbang ke Australia setiap hari bisa singgah dan berbelanja di terminal 3.
Lontaran Faik dan Budi tersebut dibenarkan oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo. “Garuda akan memperkuat network SkyTeam di bagian Selatan dengan membangun hub di terminal 3 Soekarno-Hatta tahun depan. Hal ini sudah dibahas dalam CEO SkyTeam meeting Minggu, 7 Juni kemarin,” kata Arif.
(gen)