Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan maskapai tidak berjadwal (
charter), PT Whitesky Aviation (Whitesky) akan meluncurkan layanan transportasi antarkota menggunakan helikopter (
heli city transport) pada September tahun ini. Menyasar klien korporasi, layanan ini diharapkan mampu menyumbangkan pendapatan perseroan hingga US$ 50 juta pada akhir 2016.
“Kami lagi persiapan untuk meluncurkan layanan
heli city transport. Jadi kita pindah dari
contract basis business masuk ke
end user basis business,” kata CEO sekaligus pendiri Whitesky, Denon Prawiratmadja di Jakarta, Jumat (10/7).
Ketua Maskapai Penerbangan Tidak Berjadwal Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesian National Air Carriers Association/ INACA) ini menuturkan, pekerjaan berbasis kontrak biasanya didapatkan dari klien perusahaan minyak dan pertambangan. Sementara itu, harga dan permintaan di komoditas tersebut tengah terpuruk sehingga berdampak pada turunnya permintaan di penerbangan
charter. Kondisi ini, ujar Denon, memaksa perusahaan penerbangan
charter melakukan diversifikasi usaha, salah satunya dengan menyediakan layanan helikopter ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Denon, potensi layanan
heli city transport di Indonesia masih sangat besar. Sebagai perbandingan, pemilik populasi helikopter terbesar yaitu Amerika Serikat dengan jumlah populasi 12 ribu helikopter, diikuti oleh Kanada dengan 4 ribu helikopter, Australia dengan 2.500 helikopter, dan Brazil yang jumlah helikopternya mencapai sekitar 2 ribu helikopter.
“Indonesia dengan jumlah populasi (penduduk) nomor 4 di dunia itu cuma memiliki sekitar 200 helikopter. Itu untuk wilayah seluas Indonesia,” kata Denon.
Keuntungan dari layanan ini, kata Denon, pebisnis dapat menghemat waktu perjalanan jika menggunakan helikopter. Sebagai simulasi, jarak tempuh Jakarta-Bandung yang biasanya memakan waktu sekitar 2,5 – 4 jam bisa dipangkas menjadi 45 menit. Sementara untuk Jakarta – Cikampek bisa ditempuh hanya dalam 15 menit jika menggunakan helikopter.
Selama ini, lanjut Denon, biaya sewa helikopter dinilainya cukup tinggi sehingga peminatnya terbatas. Diketahui tarif rata-rata sewa helikopter per jam adalah Rp 35 juta, dengan minimal sewa per dua jam atau RP 70 juta. Oleh karenanya, Denon harus memutar otak agar biaya sewanya dapat turun dan sesuai kebutuhan pelanggan. Targetnya, pelanggan bisa menikmati layanan ini dengan mengeluarkan biaya paling tidak Rp 35 – Rp 40 juta saja.
“Kami sedang coba untuk
breakdown cost layanan
heli city transport.
Cost-nya akan kita hitung benar-benar supaya lebih terjangkau,” tutur Denon.
Tahun ini, Denon telah menyiapkan lima helikopter untuk mengoperasikan layanan ini. Tahun depan, diharapkan dapat menambah dua unit helikopter lagi.
“Sekarang utilisasi helikopter saya per bulan itu masih 10 jam per helikopter. Target saya kalau misalnya
heli city trasport ini
successfull utilisasinya bisa 30 jam per helikoper per bulan,” kata Denon.
Selanjutnya, Denon menjelaskan, layanan ini rencananya akan melayani rute Jakarta – Bandung, Jakarta – Cikampek dan Jakarta – Cilegon. Adapun penjemputan (pick-up) dan penurunan penumpang (drop-off) akan dilakukan di lokasi helipad terdekat dengan pelanggan, tidak harus di bandara.
“Memang pendekatannya tidak akan seperti airlines berjadwal. Layanan ini akan charter basis tapi flexibilitynya bisa
pick up di mana saja, di luar airport, terus bisa
drop off di mana saja, tidak harus di airport,” kata Denon.