Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Pemberdayaan Daerah Natsir Mansyur menyatakan situasi ekonomi pada semester kedua masih belum jelas dan bakal tetap berat sehingga berpotensi mengakibatkan daya beli kembali menurun setelah Lebaran.
"Agak berat. Memang sekarang daya beli naik karena Lebaran. Tapi setelah Lebaran, daya beli turun lagi. Kemungkinan antara 10 sampai 15 persen," ujarnya dalam acara silaturahmi Lebaran di rumah dinas Menteri Perindustrian, Jakarta, Jumat (17/7).
Menurut Natsir, kondisi tahun ini dan sebelumnya berbeda. Tahun lalu, lanjutnya, daya beli masyarakat memang tetap mengalami kenaikan meski lebaran telah usai. Namun, tahun ini dinilai berbeda karena perekonomian global dan domestik sedang dalam kondisi yang kurang baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun lalu kan ekonomi global bagus, sekarang tidak. Sementara sekarang kondisi makro dan mikro kita juga belum stabil," jelasnya.
Natsir juga menyayangkan pemerintah yang saat ini sering membuat kebijakan-kebijakan baru untuk dunia usaha tanpa melibatkan para pengusaha. Hal tersebut dinilai berpotensi tumpang tindih dan berdampak pada pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Lebih lanjut, ia meminta agar pemerintah mengaktifkan kembali Komite Ekonomi Nasional (KEN) sebagai katalisator antara pemerintah dan pengusaha. Dulu, lanjutnya, KEN berfokus untuk membahas masalah pengusaha dan kebijakan pemerintah yang tumpang tindih.
"Jangan sampai setiap kementerian membuat kebijakan sendiri yang kadang-kadang tidak mengajak dunia usaha. Hal itu membuat konsistensi kebijakan pemerintah menjadi jelek," jelasnya.
Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengkritik kebijakan pemerintah di bidang ekonomi yang dinilainya belum tepat sasaran dan lamban dalam melakukan eksekusi dalam menghadapi gejolak.
“Saya rasa program ekonominya belum tepat sasaran dan kurang cepat mengeksekusi. Dalam situasi seperti sekarang ini kita sangat perlu kecepatan dan ketepatan. Karena seperti orang sakit panas, kalau misalnya obatnya kelamaan, bisa sampai 39 derajat misalnya. Bisa step (kejang),” ujarnya saat bersilaturahmi di rumah dinas Menteri Perindustrian (Menperin) di kompleks Widya Chandra, Jakarta, Jumat (17/7).
(gir)