Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan Rachmat Gobel kembali membuka opsi impor beras sebagai solusi praktis menjaga ketahanan pangan di tengah ancaman kekeringan di sejumlah daerah di Indonesia. Namun, Rachmat menegaskan bahwa impor merupakan opsi terakhir yang akan diambil jika kondisi pasar terus menurun.
"Kami antisipasi jika yang terjadi adalah kemungkinan terburuk maka kami akan melakukan impor beras dan lainnya," ujar Rachmat saat ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Senin (10/8).
Menurut Rachmat, fokus utama Kementerian Perdagangan lebih pada masalah penyaluran barang. Apabila terjadi gangguan atau kelangkaan pasokan hasil tani, Mendag mengatakan akan berakibat pada naiknya harga-harga bahan kebutuhan pokok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengatasi kekeringan, Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Amran Sulaiman memutuskan untuk menggunakan hujan buatan. Keputusan tersebut sudah dikoordinasikan dengan beberapa kementerian dan lembaga lainnya.
"Kami akan lakukan hujan buatan dan semoga dalam satu dua hari ke depan sudah bisa disiapkan dan ditindaklanjuti," ujar Amran.
Untuk bisa memanipulasi hujan tersebut, Kementan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjalin kerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) terkait penyediaan pesawat.
Menurut Kepala BNPB, Syamsul Maarif, antisipasi mengenai hujan buatan sudah dipersiapkan sejak dua bulan lalu. Senada dengan Mentan Amran, Syamsul pun berharap agar hujan buatan tersebut bisa dilakukan satu dua hari ke depan.
Kekeringan yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu ini disebabkan oleh fenomena El Nino atau anomali suhu permukaan laut samudera Pasifik. Diperkirakan, cadangan air tanah di Indonesia masih bisa digunakan untuk mandi dan minum masyarakat hingga November 2015.
(ags)