Jakarta, CNN Indonesia -- PT Angkasa Pura II (AP II) mengalih fungsi gudang bekas di terminal III Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi lounge serba guna yang dikhusukan bagi para jemaah umroh.
Lounge berkapasitas 1.500 orang tersebut diresmikan bertepatan dengan hari jadi perseroan yang ke-31, Kamis (13/8). Namun, fasilitas ini
baru akan beroperasi sekitar bulan Oktober, setelah periode haji usai.
Direktur Utama API II, Budi Karya Sumadi menjelaskan gedung lounge umroh merupakan bekas gudang yang akan dirubuhkan. Karena manajemen perseroan melihat adanya kebutuhan tempat menunggu yang nyaman bagi jemaah, gudang tersebut diubah menjadi lounge umroh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Bisa saja nanti (lounge Umroh) ini hanya temporary, nanti pada saat Terminal III berfungsi penuh kita akan ada tempat yang lebih convenient di sana,” jelas Budi saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (13/8).
Menurutnya, keberadaan lounge ini dimaksudkan untuk meningkatkan kenyamanan jemaah umroh,terutama yang berasal dari luar Jakarta. Fasilitas ini diharapkan bisa memberikan ketenangan dan kemudahan sebelum jemaah berangkat ke Tanah Suci karena tidak perlu menunggu selama berjam-jam di area terminal.
“Kami harus membuat lounge umroh ini karena mereka (jemaah) katakanlah yang berasal dari Ciamis atau dari Cirebon itu datang ke sini lebih awal enam jam atau lebih awal 12 jam, atau kalau mereka terbang pagi tibanya malam ke bandara sehingga fasilitas ini bisa digunakan untuk menunggu,” katanya.
Lounge khusus jemaah umroh ini terdiri dari dua lantai, di mana lantai pertama memiliki tiga ruangan peristirahatan berbayar yaitu Shafa, Marwah, dan Madinah.Kendati perseroan belum menetapkan tarif pasti untuk penggunaan ruangan khusus berbayar itu, tetapi Budi memperkirakan tarifnya berkisar Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per jemaah.
Sementara itu, lantai kedua merupakan area publik tempat di mana kantin berada.
“Space di lantai atas (lantai II) sangat public. Di situ nanti ada makanan dan sebagainya dan di situ juga bisa menyelesaikan urusan bagi mereka yang punya pengantar. Mereka (jemaah) free di situ mau nunggu sebagai lounge bisa,” kata Budi.
Adapun fasilitas lounge umroh berbayar, lanjut Budi, merupakan ruangan nyaman ber-AC dan dilengkapi fasilitas wifi, yang bisa digunakan untuk tempat menyampaikan tausiah, tempat mengisi ulang baterai telepon genggam, maupun menonton televisi yang berisi program-program islami.
Selain itu, lounge umroh juga menyediakan mushola, layanan Flight Information Data System, toilet, mushola, tempat shower, tenaga kesehatan, ATM, serta kantin.
Di samping itu, jemaah yang memanfaatkan fasilitas lounge umroh juga akan mendapatkan jalur cepat (fast track) sehingga tidak perlu mengantri lama untuk naik pesawat.
Budi berharap biro perjalanan umroh maupun rombongan jemaah umroh ke depannya bisa memanfaatkan fasilitas ini demi kenyamanan tidak hanya bagi jemaah tapi juga pengguna bandara lain.
Dalam kesempatan yang sama, Senior General Manager PT Angkasa Pura II Zulfahmi mengungkapkan sampai saat ini perseroan belum punya niatan untuk menyediakan fasilitas lounge umroh di bandara lain. Adapun kebutuhan investasi yang diperlukan untuk lounge umroh ini sekitar Rp 3,5 hingga Rp 4 miliar.
“Terkait dengan kebutuhan investasi, setting awal kita menghasilkan kurang lebih Rp 3,5 miliar dan itu akan bergerak mungkin karena ada penambahan bisa sampai RP 4 miliar,” kata Zulfami di tempat yang sama.
(ags/ags)