Mendag Baru Berambisi Dorong Substitusi Barang Impor

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Minggu, 16 Agu 2015 03:00 WIB
Menteri Perdagangan Thomas Lembong berambisi untuk mendorong peningkatan substitusi barang impor di dalam negeri.
Menteri Perdagangan Thomas Lembong. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong berambisi untuk mendorong peningkatan substitusi barang impor di dalam negeri. Cara itu, menurutnya, bisa memperkuat neraca perdagangan, berkontribusi positif pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan menekan inflasi.

“(Neraca perdagangan) tidak harus membaik hanya dari pertambahan ekspor tapi juga dari pengurangan impor, dan ini bisa melalui substitusi impor,"‎ kata Thomas ketika ditemui dalam suatu acara di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Jumat malam lalu.

Meskipun Thomas tidak antipati terhadap opsi impor, Thomas menilai masih ada industri domestik yang seharusnya bisa lebih dioptimalkan agar produksinya bisa menjadi substitusi barang impor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Thomas mencatat, Presiden Joko Widodo pernah menyoroti masalah kurang optimalnya pemanfaatan industri galangan kapal domestik dalam suatu acara yang dihadirinya. Sekitar 70 persen kapal Indonesia diimpor dari luar negeri sementara di dalam negeri juga ada yang memproduksi.

“Sepengetahuan saya, 80 persen, 70 persen dari semua kapal yang kita beli setiap tahun itu impor tapi pada saat yang sama utilisasi industri galangan kapal Indonesia itu rendah," kata pria lulusan jurusan arsitektur Universitas Harvard ini.

Melihat situasi yang demikian, masuk akal baginya apabila industri galangan kapal dalam negeri perlu didorong untuk mampu memenuhi permintaan domestik sehingga impor bisa berkurang.

“Jadi kita cari lah cara inovatif, cara kreatif, cara yang entrepreneurial untuk bisa memperbaiki neraca perdagangan, memberikan kontribusi positif pada PDB maupun kepada inflasi," ujarnya.

Sebagai informasi, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat hingga Juli 2015 Indonesia memiliki 198 perusahaan galangan kapal. Sekitar 55 persennya berlokasi di Batam, Kepulauan Riau dan sementara sisanya berlokasi di pulau Jawa.

Sementara itu, berdasarkan data Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) pada 2014, utilisasi industri galangan kapal Indonesia hanya sebesar 600 ribu kapal setiap tahunnya. Padahal kapasitas produksi galangan kapal Indonesia bisa mencapai 1,2 juta kapal per tahun.

Jika dikonversikan, maka Indonesia hanya menghasilkan kapal sebesar 200 hingga 300 dead weight ton (DWT) dari kapasitas 900 ribu DWT, atau hanya bisa menyumbang 0,3 persen dari total penyediaan kapal dunia. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER