Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) menilai adanya perbedaan cara pandang yang muncul di antara elit pemerintah dan jajaran kabinet akan berdampak pada turunnya kepercayaan masyarakat dan investor. Alhasil, menurut JK adanya perbedaan tadi berpotensi bakal berimbas negatif pada melemahnya pasar dalam negeri.
"Perbedaan pandangan akan melemahkan keyakinan masyarakat (dan) berpotensi mengganggu pasar," kata JK dalam Pidato Pembukaannya di Kongres-42 Paguyuban Pasundan, Gedung Merdeka, Bandung (20/8).
Asal tahu, munculnya pernyataan JK tersebut tak lepas dari adanya silang pendapat beberapa menteri 'Kabinet Kerja' menyusul realisasi program utama pemerintah seperti proyek pembangkit listrik berkapasitas total 35 ribu megawatt (MW).
Beberapa hari lalu, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman yang baru, Rizal Ramli menyatakan bahwa program 35 ribu MW dinilai ambisius karena tak memperhitungkan kondisi ekonomi Indonesia yang tengah lesu. Berangkat dari analisanya, Ramli pun akan meminta jajaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merevisi targetan angkanya.
Seakan tak terima dengan kritik Rizal, JK dan Menteri ESDM Sudirman Said pun berkukuh akan tetap melanjutkan program tersebut lantaran keberadaan proyek pembangkit berangkat dari hitungan kebutuhan listrik yang dibutuhkan Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"
Ya tentu semua menteri harus paham dulu baru bicara. Jangan bicara tanpa memahami persoalannya," kata JK beberapa waktu lalu.Menanggapi tak padunya koordinasi antar Menteri, Politikus Senior Golkar Ginandjar Kartasasmita mengatakan sudah semestinya para Menteri bidang terkait mampu berkoordinasi dengan optimal. Ini dimaksudkan agar jajaran kabinet tetap kompak demi menyelesaikan persoalan ekonomi yang saat ini sedang dirasakan Indonesia.
"Profesionalisme kerjasama sangat dibutuhkan, tim ekonomi yang kompak, dan saling menunjang, yang diyakini mampu meredakan ketegangan pada pasar," kata Ginandjar dalam pidatonya.
(dim/ags)