LAPORAN DARI CHINA

Menyelisik Ambisi China Incar Proyek Kereta Cepat RI

Anggi Kusumadewi | CNN Indonesia
Minggu, 23 Agu 2015 08:03 WIB
China dan Jepang mengincar proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Dengan high-speed railway, Jakarta-Bandung dapat ditempuh hanya dalam 36 menit.
Kereta cepat China, CRH (China Railway High-speed) Beijing-Shanghai di Beijing Southwest Railway Station. China kini mengincar proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. (CNN Indonesia/Anggi Kusumadewi)
Shanghai, CNN Indonesia -- Jakarta-Bandung akan ditempuh hanya dalam waktu 36 menit. Itulah yang dijanjikan teknologi kereta cepat yang dikenal dengan sebutan high-speed railway atau bullet train (kereta peluru) –merujuk pada kecepatan luar biasa dari moda transportasi ini.

Dengan waktu tempuh kereta cepat yang supersingkat, yakni 350 kilometer per jam, perjalanan Jakarta-Bandung selama 3-5 jam menggunakan mobil bukan lagi pilihan di masa depan. Penduduk kedua kota dapat saling berpindah dengan mudah.

Warga Bandung sangat mungkin menjadi pekerja komuter layaknya sebagian warga Bogor, Bekasi, Depok, dan Tangerang yang saban hari ulang alik dengan KRL (Kereta Rel Listrik) atau bus APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus Transjakarta)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak dipungkiri kereta cepat memberikan penawaran menarik: ‘menggenggam’ waktu yang begitu singkat dengan memangkas waktu tempuh. Hal tersebut diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta dan Bandung, mengurai kemacetan di jalanan dari Jakarta menuju Bandung yang terjadi tiap akhir pekan, dan mengurangi polusi karena kereta ini menggunakan listrik sebagai tenaga penggeraknya.

Potensi itu tampaknya disadari pemerintah RI dan oleh sebab itu Presiden Jokowi berencana membangun kereta cepat Jakarta-Bandung dengan mengadakan semacam ‘beauty contest’ bagi mereka yang berminat untuk terlibat dalam proyek tersebut.

Sejauh ini ada dua pihak yang amat tertarik membantu Indonesia membangun kereta cepat: China dan Jepang. Kedua negara yang sama-sama berpengalaman dalam inovasi teknologi kereta cepat itu telah melakukan studi kelayakan (feasibility study) secara independen dan menyerahkan proposal mereka kepada pemerintah RI.

Dalam studi kelayakan China, kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki rel yang membentang sepanjang 150 kilometer. Kereta itu direncanakan melewati delapan stasiun, dengan tiga di antaranya berada di Jakarta, yaitu Gambir di Jakarta Pusat, Manggarai di Jakarta Selatan, dan Halim di Jakarta Timur.

Stasiun Halim yang berlokasi dekat Bandara Halim Perdanakusuma diproyeksikan terkoneksi dengan alat transporasi massal LRT (Light Rail Transit) yang juga direncanakan dibangun melintasi tujuh rute di Jakarta.

Rencana pembangunan stasiun dekat bandara itu serupa konsep di Shanghai, di mana Shanghai Hongqiao Railway Station yang merupakan stasiun tersibuk di China berdiri berdampingan dengan Shanghai Hongqiao International Airport. Stasiun Kereta Shanghai Hongqiao terkoneksi dengan dua bandara, MRT (Mass Rapid Transit), dan berbagai moda transportasi lain di kota itu. (Lihat: Denyut Stasiun Kereta Tersibuk di China)

Shanghai Hongqiao Railway Station ialah stasiun kereta tersibuk di China yang terkoneksi dengan dua bandara. Stasiun ini dilintasi kereta-kereta cepat yang menghubungkan berbagai kota di China. (CNN Indonesia/Anggi Kusumadewi)
Agresivitas China

Negeri Tirai Bambu menunjukkan ambisinya menggarap proyek kereta cepat di Indonesia dengan menggelar pameran di Jakarta pertengahan bulan ini. Pameran yang diberi nama ‘China High Speed Railway on Fast Track Exhibition’ itu memperlihatkan berbagai model kereta cepat China yang diberi nama CRH (China Railway High-speed).

Duta Besar China untuk RI, Xie Feng, pada pameran itu langsung menyatakan kesiapan China membantu Indonesia mewujudkan mimpi memiliki kereta cepat. Sejumlah tawaran yang disodorkan China saat itu dipertegas kembali oleh National Development and Reform Commission People’s Republic of China (NDRC) di Beijing, Sabtu (22/8).

Untuk diketahui, NDRC ialah sebuah badan pengelolaan makroekonomi di bawah pemerintah China yang memiliki kontrol luas atas perencanaan dan administrasi dalam perekonomian China. Di China, NDRC bertugas mempelajari dan memformulasikan kebijakan ekonomi dan sosial, memelihara keseimbangan pembangunan ekonomi, serta mengawal restrukturisasi sistem perekonomian negara.

Fungsi-fungsi itu pula yang membuat NDRC terlibat dalam studi kelayakan kereta cepat di Indonesia. Ketua NDRC Xu Shaoshi menjadi utusan khusus Presiden China Xi Jinping dalam menyerahkan laporan studi kelayakan kereta cepat Jakarta-Bandung kepada Presiden Jokowi di Jakarta, beberapa hari sebelum pameran China High Speed Railway digelar di ibu kota RI itu.

Pada pertemuan di Beijing Sabtu kemarin yang dihadiri oleh wartawan CNN Indonesia, Anggi Kusumadewi, NDRC mengemukakan berbagai penawarannya kepada Indonesia demi memenangi kompetisi sebagai pemegang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Untuk membangun kereta cepat di Indonesia, China bersedia menanggung 75 persen pembiayaan. Anggaran tersebut akan dikucurkan oleh lembaga finansial China. Sementara 25 persen sisa pembiayaan akan dibebankan kepada perusahaan patungan (joint venture) antara China Railway Corporation dengan mitra lokal di Indonesia.

Dalam joint venture itu, Indonesia akan memegang 60 persen saham dan China 40 persen. China juga menawarkan syarat pendanaan, harga pembangunan, dan tingkat pengembalian modal (Internal Ratio of Return) yang lunak demi menjamin kelangsungan proyek kereta cepat.

Di samping itu, China menjanjikan menggunakan 60 persen komponen lokal dari Indonesia dalam membangun kereta cepat Jakarta-Bandung. Elemen lokal itu mulai dari material, perlengkapan, teknik, pengelolaan, hingga personel konstruksi. Soal pekerja lokal, China bahkan menyatakan kereta cepat bakal membuka 40 ribu lowongan kerja bagi penduduk Indonesia.

Namun, ujar Deputi Direktur Jenderal Departemen Kerjasama Internasional NDRC Xuedong Li, China akan memastikan lebih dulu seluruh komponen lokal yang digunakan dalam membangun kereta cepat Jakarta-Bandung memenuhi standar internasional.

Selama ini China Railway High-speed yang beroperasi di China sejak 2007 berpatokan pada standar teknologi dari International Organization for Standardization, International Electrotechnical Commission, dan International Union of Railways. Oleh sebab itu, kata Li, teknologi kereta cepat China kompatibel dengan teknologi Alstom asal Prancis, Siemens asal Jerman, dan Bombardier asal Kanada.

Dengan kompatibilitas itu, NDRC menyatakan bahwa bekerjasama dengan China dalam membangun kereta cepat sama artinya dengan membuka pasar Indonesia kepada pesaing China lainnya. Dengan demikian, Indonesia diyakini tak akan tergantung pada China dalam meremajakan teknologi kereta cepatnya, sebab di masa depan RI dapat memilih teknologi negara lain sebagai pengganti jika itu dirasa lebih bagus.

China mengklaim tawaran itu amat menguntungkan bagi Indonesia. “Teknologi yang tidak kompatibel membuat Indonesia harus selamanya menggunakan komponen dan layanan yang cukup mahal dari negara tersebut meski hasilnya tak memuaskan,” kata Dubes Feng.

Tawaran lainnya, China menjamin adanya transfer teknologi kereta cepat dari mereka ke Indonesia. Untuk itu China menjanjikan membantu RI membentuk dan membina tim ahli yang mampu merancang, mengoperasikan, dan mengelola kereta cepat.

Dalam hal ini, perjanjian kerjasama telah ditandatangani antara konsorsium China dan Indonesia untuk melatih personel RI. Staf teknik dari Indonesia di bidang lokomotif, komunikasi, persinyalan, pemeliharaan, dan suplai energi dapat diberangkatkan ke China kapan pun untuk menerima pelatihan.

China pun menawarkan membantu Indonesia mengembangkan kapasitas perakitan dan produksi fasilitas kereta cepat, serta membentuk sistem standar produk, pengelolaan, dan teknologi kereta cepat.

Zhao Guotang, Deputy Chief Engineer China Railway Corporation, mengatakan periode konstruksi kereta cepat Jakarta-Bandung memerlukan waktu tiga tahun, 2006-2008. China siap melakukan groundbreaking pada September 2015. Selanjutnya pada 2016 konstruksi utama direncanakan rampung, 2018 seluruh konstruksi selesai, dan 2019 kereta cepat Jakarta-Bandung mulai beroperasi.

NDRC mengatakan apabila Presiden Jokowi menerima proposal China, maka Guotang akan langsung terbang ke Jakarta untuk mengawasi pembangunan konstruksi utama kereta cepat Jakarta-Bandung. Guotang pula yang akan bertanggung jawab atas kualitas dan keamanan kereta tersebut.

Guotang yakin China tak akan mengalami kendala teknis dalam membangun kereta cepat di Indonesia, sebab mereka telah membangun kereta cepat di negeri sendiri sepanjang 17.000 kilometer melintasi berbagai kondisi geologi yang kompleks.

China yang amat percaya diri dengan pengalamannya menyatakan akan menerapkan tiga hal dalam membangun kereta cepat di Indonesia, yakni memperkenalkan teknologi kereta cepat China, menyerap teknologi yang sudah ada atau sedang berkembang di Indonesia, dan melakukan inovasi kembali (reinovation) untuk membentuk teknologi baru yang sesuai dengan kondisi Indonesia.

Kabin masinis kereta cepat China, CRH (China Railway High-speed). (CNN Indonesia/Anggi Kusumadewi)
RI jadi rebutan

Bagi Negeri Tirai Bambu, Indonesia yang merupakan negara dengan populasi terpadat nomor empat di dunia ialah pasar potensial bagi teknologi kereta cepat mereka. China siap bekerjasama penuh dengan PT Industri Kereta Api Indonesia (Inka), PT Kereta Api Indonesia (KAI), Kementerian Perhubungan RI, dan mitra-mitra lainnya di Indonesia.

Kecelakaan kereta cepat yang terjadi pada tahun 2011 di Wenzhou, Zhejiang, disebut China tak akan terulang. Saat itu dua kereta cepat bertabrakan lalu keluar jalur, menewaskan 40 orang dan menyebabkan 204 orang terluka. Itu merupakan kecelakaan fatal pertama yang menimpa kereta cepat di China, dan sesudahnya hingga saat ini tak ada lagi kecelakaan semacam itu di China.

Kecelakaan besar itu sempat membuat konstruksi rel-rel kereta cepat di China dihentikan sementara waktu selama proses penyelidikan berlangsung. Selanjutnya Kementerian Perkeretapian China mengevaluasi segi keselamatan kereta dua bulan penuh. Pada Desember 2011 investigasi rampung, dan disimpulkan kerusakan sinyal menjadi penyebab kecelakaan tersebut.

China sepenuhnya sadar kecelakaan itu akan menjadi noda hitam bagi mereka meski peristiwa terupa sampai sekarang tak terulang lagi. Oleh sebab itu NDRC menyatakan faktor kualitas dan keamanan merupakan prinsip vital yang tak bisa ditawar dalam membangun kereta cepat sebagai moda transportasi berskala besar yang menanggung ratusan jiwa penumpang.

Kereta cepat Jakarta-Bandung, ujar Dubes Feng, akan dibangun dengan standar tertinggi dan teknologi termaju demi keamanan penumpangnya.

GAO Hairan, Deputi Penasihat Departemen Kerjasama Internasional NDRC, menyatakan China mengincar negara-negara di Asia untuk memasarkan teknologi kereta cepat mereka. Namun Indonesia merupakan negara pertama yang dibidik China. Maka bagi China, penting untuk mendapatkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sebagai langkah awal mereka mengembangkan bisnis kereta cepat di seluruh dunia.

Jika sesuai rencana semula, Presiden Jokowi bakal mengumumkan pemenang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akhir bulan ini. Untuk memutuskan apakah akan menerima proposal China atau Jepang, Jokowi akan lebih dulu menunjuk konsultan global untuk menilai kedua proposal tersebut.

Baik China maupun Jepang, ujar Sekretaris Kabinet RI Pramono Anung, sama-sama sahabat Indonesia sehingga RI akan memilih proposal terbaik tanpa konflik kepentingan. Proposal yang nantinya terpilih, tegas Pram, adalah yang paling menguntungkan bagi Indonesia. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER