Jepang Sodorkan Konsep Baru Proyek Kereta Cepat ke Jokowi

Resty Armenia | CNN Indonesia
Rabu, 26 Agu 2015 21:25 WIB
Selain menyanggupi menyelesaikan proyek lebih cepat, pemerintah Indonesia juga diberikan keringanan pemberian jaminan oleh Jepang untuk proyek tersebut.
Menko Perekonomian Darmin Nasution bersama Menko Polhukam Luhut B. Pandjaitan. (Dok. Sekretariat Kabinet).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan Pemerintah Jepang menawarkan konsep baru pembangunan kereta api cepat rute Jakarta-Bandung dengan memberikan keringanan jaminan bagi Pemerintah Indonesia dan waktu pembangunan yang lebih cepat.

"Memang delegasi Jepang memberikan tambahan penawaran, ada keringanan dalam jaminan pemerintah yang tadinya harus seluruhnya sekarang tidak harus seluruhnya," ujar Darmin di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (26/8).

Bukan itu saja, Darmin menyatakan Jepang juga berjanji mampu mengerjakan proyek tersebut lebih cepat dari tawaran sebelumnya yakni lima tahun. Ia menuturkan, delegasi Negeri Sakura pun sempat membicarakan soal kemajuan transfer teknologinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengenai waktunya, mereka juga bisa membuat lebih (cepat). Memang mereka katakan, kalau waktu selama harus ada studi lingkungan, maka itu sulit untuk lebih cepat," kata dia.

Darmin menyimpulkan bahwa seluruh tawaran yang diajukan Jepang hari ini memang lebih maju dari sebelumnya. Ia menyampaikan, pihak konsultan telah memanggil perwakilan dari dua negara yang bersaing mendapatkan proyek pembangunan kereta cepat yaitu Jepang dan China, untuk mengklarifikasi semua tawaran.

"Kalau ada tawaran baru begini kami harus pikirkan. Nanti China juga bakal begitu, padahal seharusnya sudah kami mau tutup proses penilaian ini dalam satu atau dua hari," ujar mantan Gubernur Bank Indonesia.

Darmin menjamin bahwa pihak konsultan yang ditunjuk akan menyampaikan kesimpulan dan saran berdasarkan kriteria yang diajukan oleh Indonesia. Namun, ia juga sadar bahwa pasti ada kriteria kualitatif.

"Kami juga tetap mempelajari bagaimana mereka membaca kriteria yang kualitatif itu. Artinya, kami akan ada juga rapat tim menteri untuk membahas dan nanti konsultan akan presentasikan itu ke tim menteri, dan kami tanya satu-satu kenapa mereka simpulkan, kenapa begini dan begitu. Kalau salah bisa repot," kata dia.

Dari sana, lanjut Darmin, pemerintah bisa mengambil kesimpulan dari apa yang disampaikan tim menteri kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Walaupun sama dengan yang kami usulkan, tapi tetap saja Presiden yang mengambil keputusan," ujarnya. Ia memperkirakan, esok lusa seluruh proses akan selesai.

Sementara itu, Penasihat Khusus Perdana Menteri Jepang Hiroto Izumi mengaku sadar negaranya tengah bersaing keras dengan China dalam mendapatkan proyek kereta api cepat ini. Ia pun menyampaikan kepada Jokowi bahwa Jepang ingin membantu Indonesia agar memiliki kereta cepat yang akan dikelola oleh pemerintah Indonesia dan dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia.

"Presiden Jokowi menyatakan, sekarang sedang dilakukan penilaian oleh konsultan independen dan tim penilai akan melapor kepada Presiden. Presiden akan memutuskan nanti setelah mendapatkan laporan dari penilai," ujar Izumi.

Selain soal tawaran baru proyek kereta api cepat, Izumi mengaku telah membawakan surat dari Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe kepada Jokowi. Ia juga membahas terkait kerjasama kedua negara di bidang maritim, termasuk kerjasama promosi dan forum maritim untuk mengembangkan kawasan Indonesia bagian timur.

"Hal yang kedua, untuk menanggapi ketidakstabilan kurs secara global melalui kerjasama dengan Indonesia. Kami bisa juga meningkatkan hubungan perdagangan antara Indonesia dan Jepang," kata dia.

Sekilas Kereta Cepat

Untuk diketahui, pemenang proyek kereta cepat antara Jakarta - Bandung dengan panjang 200 kilometer rencananya akan diumumkan pada akhir bulan ini. Dikabarkan, proposal proyek yang diajukan investor Jepang maupun China, masing-masing akan melalui rute dan waktu tempuh yang sama, yaitu 36 menit.

Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) telah menggelontorkan modal sebesar US$ 3,5 juta sejak 2014 untuk mendanai studi kelayakan.

Nilai investasi kereta cepat berdasarkan hitungan Jepang mencapai US$ 6,2 miliar, di mana 75 persennya dibiayai oleh Jepang berupa pinjaman bertenor 40 tahun dengan bunga 0,1 persen per tahun.

Tiba-tiba saja China muncul dan melakukan studi kelayakan untuk proyek yang sama, setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menandatangani nota kesepahaman kerjasama dengan Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi China Xu Shaoshi pada Maret lalu.

China kemudian menawarkan nilai investasi yang lebih murah, yakni sebesar US$ 5,5 miliar dengan skema investasi 40 persen kepemilikan China dan 60 persen kepemilikan lokal, yang berasal dari konsorsium delapan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dari estimasi investasi tersebut, sekitar 25 persen akan didanai menggunakan modal bersama dan sisanya berasal dari pinjaman dengan tenor 40 tahun dan bunga 2 persen per tahun. Selain itu, China menjamin pembangunan ini tak menguras dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER