Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyambut baik sinergi antara PT Pertamina dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dalam pengembangan bisnis aspal
hybrid grade tinggi. Pasalnya, cadangan aspal alam yang dimiliki Tanah Air sangat besar, terutama di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
“Kita mempunyai cadangan 650 juta ton aspal (alam) Buton ini yang bisa dikelola, bisa dihasilkan macam-macam,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, saat menghadiri acara penandatangan nota kesepahaman antara kedua perseroan di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (9/9).
Basuki menyayangkan selama ini pengelolaan potensi aspal alam itu belum optimal. Bahan mentah itu malah sebagian besar diekspor ke luar negeri dengan harga yang lebih murah dibandingkan produk jadi. “Jadi saya pikir dengan pemanfaatan aspal buton dan bekerjasama dengan Pertamina akan dapat banyak sekali keuntungan,” kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak tanggung-tanggung, Basuki pun menjamin aspal
hybrid yang nantinya akan diproduksi oleh kedua perusahaan akan bisa diserap oleh Kementerian PUPR untuk pengerjaan proyek-proyek infrastruktur pemerintah.
Sementara Arifin Fahmi, Direktur Utama dari anak perusahaan WIKA yang menangani bisnis aspal buton, PT Wijaya Karya Bitumen (Wika Bitumen), memaparkan harga bahan aspal mentah hanya sekitar US$ 30 per ton sementara produk jadi aspal bisa bernilai US$ 400 – 500 per ton.
“Kami (Wika Bitumen) menambang tapi selama ini kami menjual
raw material ke Tiongkok, yang mengelola Tiongkok selama ini. Sekarang kami mau mengelola sendiri,“ kata Arifin.
Nota kesepahaman antara Pertamina dan WIKA akan menjadi landasan bagi kedua perseroan untuk melakukan kajian bersama (
feasibility study) tentang potensi pengembangan bisnis aspal Apabila berdasarkan hasil kajian menguntungkan, perusahaan akan membentuk joint venture (JV) pengolahan dan produksi aspal
hybrid.Saat ini, Pertamina hanya bisa memproduksi aspal sebanyak 300 ribu ton per tahun atau seperempat dari kebutuhan aspal nasional yang mencapai 1,2 juta ton per tahun. Tak ayal, sekitar Indonesia masih harus mengekspor sekitar 900 ribu ton aspal.
Adanya sinergi bisnis pengolahan aspal dua perseroan ini nantinya bisa meningkatkan kapasitas produksi aspal Pertamina menjadi 600 ribu per tahun. Dengan adanya tambah aspal alam dari WIKA sebanyak 300 ribu ton per tahun, kapasitas total produksi aspal nasional ke depan bisa mencapai 900 ribu ton per tahun.
(ded/ded)