Investor Inggris Berminat Bangun PLTS Senilai Rp 3,5 Triliun

Immanuel Giras Pasopati | CNN Indonesia
Senin, 14 Sep 2015 12:03 WIB
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan investor itu cukup serius karena sudah berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan kementerian.
Ilustrasi PLTS (Dok. PLN)
Jakarta, CNN Indonesia -- Investor Inggris dikabarkan berminat berinvestasi di proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 200 MW dengan nilai mencapai US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,5 triliun. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan investor itu cukup serius karena mereka sudah berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan kementerian dan lembaga terkait demi menjajaki rencana investasi itu.

Franky mengatakan BKPM melalui kantor perwakilan di London, telah memfasilitasi investor untuk bertemu dengan PLN, Kementerian ESDM, maupun pihak swasta Indonesia yang potensial sebagai mitra, untuk mendiskusikan peluang investasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), baik untuk aplikasi di atas tanah (ground-mounted solar PV) atau dipasang di atap (rooftop solar PV).

“Mereka kini sedang menentukan area potensial untuk dibangun PLTS seperti Sulut, Kalbar, Kalsel dan Kaltim, NTT dan NTB,” ujar Franky dalam keterangan resminya, di Jakarta, Senin (14/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Franky menambahkan BKPM berkomitmen mendukung penuh realisasi rencana investasi ini dan menjadikan sebagai pilot project investasi energi terbarukan dari Eropa ke Indonesia. Menurutnya, BKPM akan memfasilitasi investor dalam pengurusan perizinan maupun dalam proses realisasi investasi di daerah.

“Kami memaparkan langkah yang sudah dilakukan pemerintah untuk mendorong investasi di sektor kelistrikan. Salah satu langkah yang dipaparkan adalah penyederhanaan perizinan sektor kelistrikan dari 49 izin dalam waktu 923 hari menjadi 25 izin dalam waktu 256 hari,” katanya.

Pemerintah juga akan memberikan fasilitas tax allowance untuk investasi di sektor kelistrikan, dengan kepastian syarat dan waktu pemrosesan permohonan maksimal 28 hari kerja melalui PTSP Pusat di BKPM.

Dalam kegiatan pemasaran investasi di Milan, Italia, Senin (7/9), BKPM mengidentifikasi minat perusahaan pembangkit listrik terbesar di Italia, untuk membangun dua pembangkit listrik di Indonesia.

“Masing-masing pembangkit listrik tenaga uap di Riau dengan kapasitas 250 MW dan nilai investasi sebesar US$ 280 juta, serta pembangkit listrik geothermal dengan kapasitas 50-55 MW dan nilai investasi sebesar US$ 100 Juta,” kata Franky.

BKPM mencatat, sepanjang semester I 2015 terdapat 226 proyek listrik yang sedang melakukan konstruksi dengan nilai investasi Rp 18,4 triliun. Dari keseluruhan nilai investasi sektor kelistrikan tersebut, 10 persen di antaranya direalisasikan di 14 proyek energi baru dan terbarukan, yaitu pembangkit listrik tenaga air, mikrohidro, panas bumi, dan biomassa.

Minat Investasi di Sektor Industri Minuman

Selain melakukan pertemuan one-on-one dengan investor sektor kelistrikan dalam kegiatan pemasaran investasi di London, Franky juga mengadakan pertemuan one-on-one dengan investor Inggris yang berminat memperluas investasinya di sektor industri minuman sari buah yang terintegrasi dengan perkebunannya.

Franky mengungkapkan, investor tersebut sedang melakukan pembicaraan dengan partner potensial dari Tiongkok untuk melakukan joint venture investment di Indonesia.

“BKPM tentu menyambut baik upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi karena dapat memberikan nilai tambah terhadap ekonomi Indonesia, termasuk penyerapan tenaga kerja. Terlebih, investasi sektor makanan dan minuman termasuk industri padat karya yang menjadi salah satu prioritas BKPM,” ujar Franky. (gir/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER