Impor Meningkat, Surplus Neraca Dagang RI Diprediksi Menyusut

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Selasa, 15 Sep 2015 09:34 WIB
Bank Permata memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia pada Agustus sebesar US$ 481 juta, sedangkan BCA meyakini hanya surplus US$ 471 juta.
Aktivitas ekspor dan impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah ekonom meyakini neraca perdagangan Indonesia masih akan surplus pada Agustus 2015 meski impor bahan baku dan barang modal menunjukan tren kenaikan. Kendati demikian, angka surplus semakin mengecil menyusul kinerja ekspor yang masih tertekan oleh kejatuhan harga komoditas.

Ekonom PT Bank Permata, Josua Pardede memprediksi neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2015 masih akan surplus US$ 481 juta, lebih rendah dari bulan sebelumnya US$ 1,33 miliar. Melandainya surplus, menurut Josua, karena kinerja ekspor diperkirakan masih akan melandai seiring dengan pelemahan harga minyak dan komoditas lainnya.

"Angkanya lebih rendah karena ada kenaikan impor barang modal," ujar Josua dalam riset Bank Permata dikutip Selasa (15/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peningkatan impor, kata Josua, tak hanya terjadi pada barang modal tetapi juga terjadi pada barang konsumsi dan bahan baku. Kenaikan impor ketiga jenis barang pada Agustus berbanding bulan sebelumnya itu didorong oleh belanja pemerintah yang diyakini meningkat pada paruh kedua tahun ini.

Sementara itu, Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA), David E. Sumual meramalkan ekspor dan impor Agustus 2015 dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu (year on year) masing-masing akan turun 17,5 persen dan 22,4 persen.

"Jadi total surplus neraca perdagangan Agustus ini diperkirakan US$ 471 juta. Surplusnya mengecil dibanding sebelumnya," ujarnya.

Menurut David, surplus neraca perdagangan lebih rendah karena disebabkan oleh kinerja impor yang mulai meningkat seiring dengan terpacunya aktivitas ekonomi pada bulan lalu. Kenaikan impor terutama terjadi pada bahan baku dan bahan penolong.

"Impor konsumsi juga sedikit naik. Tapi ini menunjukkan perbaikan ekonomi. Penjualan produk semen pun meningkat," kata dia.

Sementara ekspor, lanjutnya, cenderung stagnan karena harga minyak dan komoditas belum merangkak naik.

 "Jadi tidak membantu ekspor meskipun ada beberapa sektor yang menunjukkan peningkatan ekspor seperti garmen, tapi tidak terlalu banyak," ucap David.

(ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER