Kemenhub Siap Libatkan Swasta di Kompetisi Bisnis Avtur

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Minggu, 20 Sep 2015 09:48 WIB
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan harga jual avtur Pertamina saat ini 20 persen lebih mahal dibandingkan dengan harga internasional.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugiharjo. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengingatkan kembali PT Pertamina (Persero) soal instrusi Presiden Joko Widodo agar harga avtur yang dijual ke seluruh bandara diturunkan mengikuti tren penurunan harga bahan bakar minyak (BBM).

Sekretaris Jenderal Kemenhub, Sugiharjo menegaskan jika Pertamina tidak menyanggupi hal itu, maka bisnis avtur di bandara akan dikompetisikan dengan melibatkan swasta.

"Kalau tidak terpenuhi (oleh Pertamina) maka hanya dengan kompetisi (bisnis avtur)," ujarnya di Jakarta, Ahad (20/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan surat yang dilayangkan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan ke Pertamina, kata Sugiharjo, secara tegas dan jelas menginstruksikan agar Pertamina memangkas harga jual avtur . Adapun yang menjadi dasar pertimbangan Jonan adalah tren penurunan harga BBM di pasar internasional.

"Kalau Pak menteri suratnya jelas, Pertamina agar mengurangi harga avtur karena harga BBM turun, dan di luar juga murah," tuturnya.

Sebelumnya,  Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menekan harga avtur yang dijualnya di seluruh bandara. Tingginya selisih harga avtur di Bandara Changi, Singapura menurut Jokowi membuat harga avtur Pertamina tidak kompetitif.

Menhub Jonan pun meminta Pertamina menurunkan harga avturnya paling tidak sama dengan harga internasional. Dia memaparkan harga avtur Pertamina lebih mahal 20 persen dari harga internasional sehingga membuat maskapai asing lebih memilih transit di Singapura untuk mengisi bahan bakar.

Direktur Pemasaran dan Penjualan Pertamina, Ahmad Bambang mengakui bahwa harga avtur yang dijualnya lebih mahal karena kilang Pertamina sudah tua dan ada beban pajak yang harus dibayarkan. Di samping itu, Pertamina sebagai pemasok tunggal avtur di Indonesia juga harus melakukan subsidi silang antara harga avtur di bandara besar dengan bandara kecil.

“Pertamina melakukan subsidi silang, artinya kerugian jual avtur di bandara-bandara kecil seperti Mamuju, Silangit, Nias, Pinang Soeri, daerah-daerah remote seperti Tual, Saumlaki, Larantukan, Luwuk, Labuhan Bajo (Komodo), Tanjung Pinang dan banyak lagi bandara kecil, dikompensasi oleh keuntungan dari bandara-bandara besar," kata Ahmad.

Menanggapi hal itu, Jonan mengancam akan mengajak pemain swasta untuk menjadi pemasok avtur di bandara-bandara nasional jika Pertamina berhenti memasok bahan bakar pesawat tersebut.

“Kalau nanti misalnya Pertamina mau berhenti (memasok avtur bandara kecil) ya saya masukkan saja yang bukan Pertamina ke sana, ke bandara-bandara lain,” kata Jonan. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER