Pemerintah Akomodir Minat Saudi Aramco Masuk Bisnis Ritel BBM

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Jumat, 18 Sep 2015 14:51 WIB
Hal ini menyusul keinginan Saudi Aramco yang berminat menjual BBM secara ritel namun pemerintah akan menetapkan kewajiban yang harus dipenuhi.
Saudi Aramco mengajukan tiga syarat untuk bersedia mengerjakan pembangunan kilang di Indonesia, salah satunya adalah diizinkan berjualan BBM di dalam negeri. (Hasan Alhabshy/detikcom)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said memastikan akan menindaklanjuti komitmen investasi pemerintah Arab Saudi, dengan kembali mempertemukan perusahaan minyak dan gas bumi (migas) Saudi Aramco bersama PT Pertamina (Persero) selaku perwakilan badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia.

Pertemuan dilakukan agar kedua perusahaan menemukan poin-poin kesepakatan menyusul adanya beberapa prasyarat dari Saudi Aramco, sebelum menanamkan investasi dengan total US$ 24 miliar di sektor migas Indonesia.

"Masih ada tiga isu yang harus dibahas dan dipertemukan. Dalam waktu dekat saya akan pertemukan mereka," katanya di Jakarta, Kamis malam (18/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudirman mengungkapkan, tiga prasyarat yang diajukan Saudi Aramco meliputi:

1. Adanya jaminan pemerintah terkait investasi yang akan ditanam pemerintah Arab Saudi dan Saudi Aramco di Indonesia.
2. Adanya permintaan mengenai beberapa insentif fiskal terhadap rencana pembangunan fasilitas kilang pengolahan dan tanki penyimpanan.
3. Adanya pemberian izin kepada Saudi Aramco untuk bisa menjual bahan bakar minyak (BBM) secara ritel di Indonesia.

Menanggapi tiga prasyarat tadi, mantan petinggi Integrated Supply Chain (ISC), divisi pengadaan minyak Pertamina ini mengisyaratkan bakal mengakomodir permintaan Saudi Aramco.

"Secara prinsip aturan tidak ada yang melarang, Saudi Aramco (masuk ke hilir) kan? Aturan memang membolehkan. Tapi sekarang seberapa besar kita buka ke swasta," terang Sudirman.

Penuhi Syarat

Seiring dengan adanya prasyarat Saudi Aramco, Sudirman bilang pemerintah juga telah memiliki sejumlah ketetapan apabila perusahaan tersebut benar-benar berkeinginan masuk ke sektor hilir minyak Indonesia.

Selain harus membangun tangki penyimpanan, Sudirman juga meminta manajemen Saudi Aramco membangun sarana penyaluran, menyediakan stok operasional hingga recnana pengadaan minyak cadangan penyangga.

"Sebenarnya buat negara (minat mereka) itu makin bagus (karena) makin banyak yang bangun, makin banyak stock dan infrastruktur. Tapi mereka juga harus memasok wilayah yang kurus atau tak banyak penduduk, bukan di wilayah yang gemuk saja, " jelasnya.

Seperti yang diketahui, dari hasil kunjungan bilateral yang dipimpin Presiden Joko Widodo pekan lalu pemerintah Arab bersama Saudi Aramco berkomitemen akan melakukan modernisasi tiga kilang Pertamina di Tuban, Balongan, dan Cilacap, serta membangun satu kilang baru di sebelah barat kilang milik PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).

Dengan adanya komitmen tersebut, Sudirman meyakini akan terdapat tambahan pasokan BBM sekitar 700 ribu barel per hari (bph) dari kapasitas produksi kilang yang akan dimiliki Indonesia dalam waktu 10 tahun kedepan.

"Mereka invest kilang dan akan bawa crude (minyak mentah). Kalau diputuskan (setuju), impor akan menurun," tandasnya.

Untuk menggugah minat investor, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andi Noorsaman Sommeng mengatakan pemerintah harus membuka hak atas angka penyaluran BBM di sejumlah daerah atau yang dikenal dengan istilah throughput.

Agar terlihat menarik, kata Andi setidaknya pemerintah harus memberikan throughput sebanyak 10 persen atas penyaluran BBM bersubsidi.

"Ya itu tadi, apakah Pertamina mau? Tapi kan sekarang concern-nya mau ketersediaan di NKRI ini ada atau tidak? Jadi tidak ada alasan lagi," kata Andi. (dim/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER