Jakarta, CNN Indonesia -- Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri mempertanyakan kebijakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno yang menitahkan 13 perusahaan pelat merah membeli kembali (
buyback) sahamnya di pasar modal.
Bagi Faisal, menggelontorkan uang sampai Rp 10 triliun untuk melakukan
buyback saham sama saja menggarami laut yang tidak memiliki dampak positif bagi perekonomian.
“Perintah Menteri BUMN kepada sejumlah BUMN untuk membeli balik saham-sahamnya patut dipertanyakan. Apakah tindakan itu merupakan inisiatif pribadi Rini Soemarno tanpa konsultasi dengan jajaran menteri ekonomi?” kata Faisal dalam kajiannya, dikutip Selasa (25/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faisal menuturkan harga saham di hampir seluruh pasar modal dunia berguguran. Dow Jones Industrial Average disebutnya turun 588,4 poin atau minus 3,57 persen. Indeks harga saham di Eropa juga turun rata-rata sekitar 4 sampai 5,3 persen.
Sementara intervensi yang dilakukan Pemerintah China terbukti tak kuasa menahan laju kemerosotan indeks harga saham yang sempat minus 8,5 persen kemarin.
“China yang punya kemewahan dalam bentuk likuiditas yang melimpah saja tak mampu menjinakkan pasar saham, apalagi Indonesa yang modalnya paspasan,” tegasnya.
Dalam situasi karut marut ekonomi seperti sekarang, mantan komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tersebut mengatakan seharusnya tidak boleh pejabat publik melakukan inisiatif pribadi dalam menjalankan kebijakannya.
“Semua harus dibicarakan dengan menteri-menteri lainnya, juga dengan Bank Indonesia. Setelah itu satu suara sampaikan pesan ke publik,” kata Faisal.
Dorong InvestasiKalaupun perusahaan-perusahaan pelat merah memiliki uang berlebih, Faisal menilai akan lebih tepat jika seluruhnya didorong untuk mempercepat investasi. Jangan sampai uang tersebut dihabiskan untuk
buyback saham.
“Karena kalau melakukan
buyback, dana BUMN yang disimpan di bank akan ditarik. Bank akan mengalami kekeringan dana dan pasti muncul masalah baru,” tegasnya.
Di Istana Bogor kemarin, Menteri BUMN Rini Soemarno mengungkapkan telah menginstruksikan 13 BUMN besar di pasar modal untuk melakukan pembelian kembali sahamnya di pasar modal dengan nilai mencapai Rp 10 triliun. Kebijakan tersebut menurut Rini tepat dilakukan untuk merespons anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir.
“Kami targetkan rencananya mulai besok masuk, pada saat sekarang minimum kita sedang siapkan minimal kita sediakan dana Rp 10 triliun. Total BUMN ada 13 yang besar yang kita lihat. Kita pada dasarnya berkisar di situ Rp 10 triliun kita sediakan, yang listed (terdaftar di bursa)," kata Rini.
Ia menyebut BUMN yang dimintanya melakukan
buyback mencakup berbagai sektor seperti perbankan, konstruksi, dan lainnya.
"Kita sedang melihat yang turun berapa, yang turunnya tinggi, ini juga tidak terlepas, dan kita juga ada program untuk ESOP (employee stock option program). Jadi dana yang kita siapkan minimal Rp 10 triliun," katanya.
Rini mengatakan langkah buyback saham para BUMN bagian dari investasi khususnya BUMN-BUMN yang melantai di bursa, ketika pasar saham sedang lesu. "Sekarang adalah saat yang baik untuk investasi," kata Rini.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperbolehkan emiten untuk membeli kembali saham tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Ketentuan tersebut ditetapkan melalui Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 22/SEOJK.04/2015 tentang Kondisi Lain sebagai Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik.
(ags)