Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengupayakan berbagai cara agar Saudi Aramco, perusahaan minyak dan gas bumi (migas) pelat merah asal Arab Saudi benar-benar merealisasikan janji investasinya sebesar US$ 24 miliar ke Indonesia.
Untuk mengakomodir rencana tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan pemerintah akan memenuhi salah satu permintaan Aramco yang ingin diberikan fasilitas pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan (
tax holiday) selama 20 tahun.
“Mengenai tax holiday ini, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro tampaknya akan memberikan persetujuannya,” ujar Sudirman dikutip dari laman Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, Senin (21/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain meminta
tax holiday, manajemen Aramco yang ditemuinya saat mendampingi Presiden Joko Widodo berkunjung ke Timur Tengah pekan lalu juga mengajukan dua syarat lain sebelum berinvestasi di Indonesia. Pertama, Pemerintah Indonesia harus menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Kemudian yang terakhir, Aramco meminta pemerintah tak hanya menerbitkan izin untuk pembangunan kilang namun juga mengakomodir permintaan perusahaan yang ingin masuk ke bisnis hilir migas di Indonesia seperti petrokimia, tangki timbun bahan bakar minyak (BBM) dan mengoperasikan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Untuk mendiskusikan lebih lanjut rencana tersebut, Sudirman mengaku akan mempertemukan manajemen Aramco dengan PT Pertamina (Persero) yang akan mewakili pemerintah untuk membahas kerjasama investasi antar dua perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) itu.
Investasi US$ 24 MiliarMantan Bos PT Pindad (Persero) menjelaskan rencana investasi Aramco di Indonesia sebesar US$ 24 miliar telah memiliki peruntukkan yaitu sebesar US$ 10 miliar akan digunakan untuk membangun satu kilang minyak baru di Tuban dengan kapasitas produksi 300 ribu barel per hari (bph).
Sementara investasi sebesar US$ 14 miliar akan ditanamkan untuk melakukan modernisasi tiga kilang milik Pertamina di Dumai, Balongan, dan Cilacap dengan peningkatan kapasitas olah sebesar 400 ribu bph.
“Jadi total akan ada penambahan produksi BBM sebesar 700.000 bph dalam 10 tahun ke depan. Saya pastikan tidak akan terjadi kelebihan pasokan BBM karena pada 10 tahun mendatang, kebutuhan BBM nasional mencapai 2,5 juta bph,” kata Sudirman.
Ia menuturkan, khusus untuk kilang minyak baru di Tuban tersebut Aramco sudah melakukan studi awal beberapa waktu lalu. Sehingga yang harus dilakukan pemerintah adalah mendorong agar pembangunannya bisa terwujud.
Menurutnya keinginan Aramco untuk membangun kilang di Indonesia telah dikemukakan sejak beberapa tahun silam. Bahkan telah dilakukan
feasibility studi bersama Pertamina. Namun lantaran ada beberapa insentif yang dimintanya tidak mencapai titik temu, rencana tersebut akhirnya batal.
“Kalau pembangunan kilang selesai, dalam waktu 10 tahun lagi impor kita akan berkurang. Makanya menarik, kilang ini tidak pernah diputuskan sejak dulu. Karena begitu kilang diputuskan, impor akan menurun,” ujar Sudirman.
(gen)