Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mempersempit kisaran asumsi nilai tukar rupiah dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 dari sebelumnya Rp 13.400 – Rp 13.900 menjadi Rp 13.700 – 13.900 per dolar Amerika Serikat (AS).
“Ketika dalam pertemuan yang lalu kurs Rp 13.400- Rp 13.900, kalau mau dipertajam Rp 13.700 – Rp 13.900 di 2016.,” kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo dalam rapat dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung DPR, Jakarta, Senin (21/9) malam.
Agus meyakini kondisi nilai tukar saat ini masih dalam tekanan akibat sentimen modal terbatas, arus balik modal, tingginya permintaan dolar, serta eksportir yang disinyalir enggan melepas dolar. Akibatnya kurs rupiah pun mengalami mengalami
undervalue dan
overshoot.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, menurut Agus, kondisi nilai tukar rupiah saat ini tidak bisa menggambarkan kondisi nilai tukar rupiah 2016. Pasalnya, kondisi perekonomian tahun depan akan berbeda. Menurut Agus, kondisi neraca keuangan tahun 2016 akan lebih baik karena arus modal akan masuk kembali ke Tanah Air dan defisit neraca berjalan (
current account deficit/CAD) akan lebih sehat.
BI melihat di 2016 yang namanya
financial account sudah lebih baik karena ada
capital inflow, dan
capital inflow-nya memasok valas dan CAD juga menunjukan kondisi yang lebih sehat sehingga kita merasa nilai tukar berada di Rp 13.700–Rp 13.900,” ujarnya.
Lebih lanjut, BI memprediksi rerata nilai tukar rupiah sepanjang tahun depan bisa mencapai Rp 13.900 per dolar. Agus memaparkan, tahun lalu, rata-rata nilai tukar rupiah Rp 11.876 per dolar. Sementara itu rata-rata kurs rupiah terhadap dolar sepanjang 1 Januari–18 September 2015 adalah Rp 13.211 (
year to date) sedangkan sepanjang 1 Juli-18 September 2015 (
quater to date) rerata nilai tukar rupiah naik menjadi Rp 13.775 per dolar.
“Di kuartal IV 2015 saja mungkin (nilai tukar rupiah) akan konservatif di kisaran Rp 14 ribu. Apabila sepanjang tahun dirata-rata, nilai tukar rupiah terhadap dolar Rp 13.211 tidak akan melebihi Rp 13.450,” ujarnya.
Sebagai informasi, pada perdagangan kemarin, rupiah ditutup melemah 111 poin atau 0,78 persen ke Rp 14.486 per dolar AS setelah bergerak di kisaran Rp 14.410-Rp 14.487 per dolar.
(gen)