Jakarta, CNN Indonesia -- Mulai 2015 pemerintah telah menetapkan perubahan pola kebijakan subsidi khususnya di bidang energi. Kebijakan ini membuat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said optimistis dapat memangkas anggaran subsidi energi dalam lima tahun ke depan.
Sudirman mengatakan selama 10 tahun terakhir nilai subsidi energi untuk bahan bakar minyak (BBM), elpiji, dan listrik mencapai Rp 2.060 triliun. Dalam catatan Sudirman, angka itu bertambah besar Rp 1.340 triliun selama lima tahun belakangan.
"Tapi dengan perubahan pola kebijakan subsidi maka dalam lima tahun ke depan subsidi energi turun 53 persen menjadi Rp 704 triliun," ujar Sudirman di kantornya, Senin (28/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan bos PT Pindad (Persero) mengatakan, saat ini pemerintah tengah fokus mengalihkan anggaran subsidi yang selama ini dianggap salah sasaran. Nantinya anggaran tersebut akan dialokasikan pada kegiatan lain seperti peningkatan pembangunan infrastruktur energi.
"Selama ini kita kekurangan infrastruktur, dengan alokasi anggaran ini kami harapkan ada peningkatan akses masyarakat pada sektor energi," ujar Sudirman.
Di sektor minyak dan gas (migas) misalnya, Sudirman mencontohkan, saat ini kapasitas produksi kilang BBM yang dimiliki PT Pertamina (Persero) jauh lebih rendah dari konsumsi masyarakat.
"Keterbatasan kapasita penyimpanan terutama di wilayah Timur Indonesia, penambahan infrastruktur untuk program konversi BBM ke BBG masih sangat lambat," katanya.
Ia menyebut rencana penambahan kilang baru dan penyelesaian
Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina bisa menjadi roda penggerak pengembangan infrastruktur energi.
RDMP sendiri akan memberi tambahan kapasitas kilang 1,3 juta barel per hari (bph) hingga 2025.
(gen)