Redam PHK, BKPM Luncurkan Desk Investasi Tekstil dan Sepatu

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 02 Okt 2015 19:54 WIB
Deks khusus ini didukung oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo).
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani saat memberikan keterangan terkait perkembangan investor Tiongkok dan Jepang, Jakarta, Rabu, 1 April 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan meluncurkan layanan khusus (desk) investasi di industri tekstil dan alas kaki pada 9 Oktober 2015.

Deks khusus yang didukung oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) ini nantinya akan mengidentifikasi dan mencarikan solusi dari setiap permasalahan investasi di sektor usaha tersebut.

Kepala BKPM Franky Sibarani menjelaskan, yang melatarbelakangi pembentukan desk khusus ini adalah anomali investasi yang terjadi di industri tekstil dan sepatu menyusul perlambatan pertumbuhan ekonomi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di satu sisi, kata Franky, pelaku industri tekstil nasional mengaku terpaksa merumahkan 39 ribu pekerjanya karena terlilit masalah ekonomi. Namun di sisi lain, BKPM melihat investasi di sektor tekstil justru menggeliat pada semester I tahun ini. Bahkan, API mencatat industri garmen di Jawa Tengah masih kekurangan tenaga kerja hingga 8 ribu orang.

“Pada dasarnya desk khusus investasi tekstil dan sepatu ini untuk mencegah PHK,” kata Franky saat konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (10/2).

Menurut Franky, desk khusus yang akan diluncurkan pada 9 Oktober 2015 ini akan diisi oleh unsur pemerintah dan asosiasi terkait. Selain BKPM, desk ini juga akan berisikan perwakilan dari Kemenko Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Ketenagakerjaan, dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), API,  dan Aprisindo.

Franky menjelaskan, nantinya deks khusus ini akan menjadi jembatan antara pelaku usaha dan pemerintah dengan menampung dan mengidentifikasi setiap permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha di sektor tekstil dan sepatu. Selanjutnya, tim lintas kementerian akan memilah permasalahan yang perlu segera diatasi, termasuk permasalah yang terkait dengan pemerintah daerah (pemda).

“Kami mengimbau kepada investor sepatu dan tekstil kalau mau PHK ketemu kami dulu. Kita bicara apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk menyelamatkan sektor yang cukup baik dari sisi penyerapan tenaga kerja dan juga kontribusinya terhadap ekspor,” ujar Franky.

Tidak menutup kemungkinan, lanjut Franky, desk khusus investasi ini juga akan melakukan inisiatif usulan kebijakan pemberian insentif untuk mendorong kinerja serta peningkatan ekspor di kedua sektor tersebut.

BKPM mencatat, realisasi investasi di sektor tekstil sepanjang semester I 2015 mencapai Rp3,88 triliun atau naik 58 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan subsektornya, investasi di industri pengolahan serat tekstil tumbuh 213 persen menjadi Rp2,04 triliun dari 82 proyek, industri penenunan tekstil tumbuh 613 persen sebesar Rp 162 miliar dari 25 proyek, industri pakaian jadi tumbuh 16 persen sebesar Rp 941 miliar, dan industri perlengkapan pakaian tumbuh 563 persen sebesar Rp 216 miliar dari 15 proyek.

Sementara itu, realisasi investasi untuk sektor alas kaki pada paruh pertama 2015 tercatat naik 613 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 759 miliar dari 69 proyek.

Lebih lanjut, potensi ekspor sektor tekstil dan alas kak masih cukup besar. Tahun lalu, ekspor tekstil dan pakaian jadi Indonesia hanya sebesar 1,85 persen dari nilai pasar global sebesar US$700 miliar dan ekspor sektor alas kaki hanya sebesar 4 persen dari nilai pasar global US$100 miliar. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER