Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Emma Sri Martini meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui usulan pemberian penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 5 triliun yang diajukan pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Padahal, SMI tercatat masih mengantongi puluhan triliun dana segar di tahun ini.
SMI tercatat telah mendapatkan Rp 18,2 triliun dari peleburan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) ke dalam badan perusahaan sejak tahun ini. Selain itu, SMI juga terdaftar sebagai penerima PMN sebesar Rp 2 triliun pada APBN Perubahan (APBNP) 2015. Emma juga menyebut selama 2 tahun terakhir perusahaan berhasil menghimpun dana sebesar Rp 8 hingga 9 triliun dari pasar modal.
SMI juga telah mendapatkan pendanaan dari konsorsium antara Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC), Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG), serta Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) sebesar US$ 200 juta atau setara Rp 2,85 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun mengelola banyak dana segar, namun Emma menyebut PMN sebesar Rp 5 triliun tetap dibutuhkan untuk memperkuat modal perusahaan.
"Jadi nanti PMN akan kita gunakan untuk menjaga rasio
Loan-to-Deposit (LDR) agar dalam level stabil. Jadi intinya hanya untuk memperkuat leveraging saja," jelas Emma, kemarin.
Namun pengajuan PMN ini, tambahnya, akan dikaji lagi mengingat banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sama-sama membutuhkan PMN tersebut. Jika nantinya PMN yang diusulkan SMI ditolak, maka perusahaan akan mengoptimalkan pembiayaan dari pasar modal, khususnya obligasi.
"Namun mungkin agak berat mendapat pendanaan dari
market karena kondisi perekonomian sedang tak baik, yang menyebabkan
cost of fund juga tinggi. Jadi memang kalau kita cari pendanaan di market sekarang, terkendala masalah
pricing saja. Selain itu, ada atau tidak adanya PMN kita akan tetap cari dana di
market," tambahnya.