Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan rokok PT Hanjaya Mandala (HM) Sampoerna Tbk hari ini resmi melakukan penawaran umum terbatas (PUT) dalam rangka hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atas 269.723.076 saham baru. Dengan mematok harga Rp 77 ribu per saham, maka Sampoerna bisa meraup dana Rp 20,76 triliun yang diekspektasikan bisa didapat tahun depan.
Presiden Direktur HM Sampoerna Paul Janelle mengklaim bahwa pelaksanaan HMETD mendapatkan tanggapan positif dari pelaku pasar internasional setelah perusahaan melakukan penawaran ke lantai bursa London hingga Singapura. Kendati demikian, ia mengaku belum mendapat pembeli potensial yang berniat membeli penawaran tersebut.
"Mereka (para investor) melihat hal ini sebagai sebuah
confidence. Ada ketertarikan mengingat kita melakukan hal ini di tengah lesunya ekonomi. Ketertarikan ada, tapi kita belum bisa bilang ada pembeli yang benar-benar potensial," jelas Paul di Jakarta, Jumat (9/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati menyampaikan ketertarikan, Paul menambahkan kalau investor-investor tersebut masih melihat kondisi perekonomian saat ini. Terutama melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun dari level di atas 5 ribu ke angka 4 ribu-5 ribu pada beberapa bulan terakhir ini.
Hal itu juga menjelaskan mengapa harga penawaran saham perusahaan diturunkan dari Rp 63 ribu hingga Rp 99 ribu per lembar saham menjadi Rp 77 ribu per lembar saham.
"Walaupun demikian, kami menjanjikan
price earning ratio (PER) sampai 27 kali. Itu yang tetap kami tawarkan ke investor karena tak ada yang bisa memberikan hal itu selain saham kami," tambahnya.
Untuk saat ini, Janelle mengatakan bahwa pembeli siaga saham Sampoerna adalah PT Mandiri Sekuritas. Selain sebagai pembeli siaga, Mandiri Sekuritas juga berperan sebagai penjamin emisi (
underwriter) bersama Citigroup Global Market dan Credit Suisse.
Dengan demikian, maka nanti saham perusahaan yang diperuntukkan untuk publik menjadi 7,5 persen, atau sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT BEI Nomor Kep-00001/BEI/01-2014 yang mewajibkan semua perusahaan publik yang terdaftar untuk melepas minimal 7,5 persen dari total modal disetor ke publik paling lambat 30 Januari 2016.
Atas hal tersebut, maka PT Philip Morris Indonesia (PMID), selaku pemegang saham mayoritas Sampoerna, akan mengalami penurunan proporsi sebesar 5,68 persen, sehingga nanti saham mereka hanya berkontribusi sebesar 92,5 persen saja. Untuk diketahui, saat ini proporsi saham PMID adalah sebesar 98,18 persen dari total saham Sampoerna.
Diketahui juga bahwa perusahaan akan menjual 264.209.711 dari HMETD yang menjadi haknya dalam suatu penawaran terbatas kepada investor institusional. Sedangkan PMID akan melaksanakan sisanya sebanyak 600.640 HMETD yang menjadi haknya.
(gen)