Bank Mandiri Bidik Right Issue Rp 20 Triliun

Immanuel Giras Pasopati | CNN Indonesia
Sabtu, 25 Apr 2015 09:46 WIB
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. berencana melakukan penerbitan saham baru atau right issue dengan nilai mencapai Rp 20 triliun pada 2018.
Bank Mandiri (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Demi menambah modal perseroan dalam meningkatkan kredit dan ekspansi bisnis perseroan di masa mendatang, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.  berencana melakukan penerbitan saham baru atau right issue dengan nilai mencapai Rp 20 triliun pada 2018.

"Kita sudah pernah menerbitkan saham baru pada 2011, kita ingin tambah modal lagi dengan cara right issue Rp 20 triliun di 2018," ujar Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin usai paparan kinerja kuartal I di Gedung Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (24/4).

Budi berharap, pemerintah bisa menyuntikkan modalnya melalui Penanaman Modal Negara (PMN) sebesar Rp 12 triliun. Pasalnya, pemerintah tidak ingin kepemilikan sahamnya di perseroan menipis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Budi menyatakan bank pelat merah itu masih punya modal yang cukup baik, dengan memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang cukup baik di posisi 17 persen.

"Jika pemerintah tidak ingin terdilusi, pemerintah harus suntik dana, kalau tidak disuntik yah tidak jadi. Tapi saat ini rasio CAR kita masih cukup baik," ungkap dia.

Sementara, dalam waktu dekat, Bank Mandiri akan menerbitkan surat utang Non Convertible Debentures (NCD), setelah sebelumnya manajemen mengurungkan niat penerbitan surat utang global (global bond) senilai US$ 850 juta, menyusul masih jeleknya kondisi ekonomi dunia.

Meski enggan menyebut jumlahnya, Direktur Keuangan Bank Mandiri, Pahala N. Mansury mengatakan pihaknya akan memutuskan rencana ini satu hingga dua minggu kedepan lantaran saat ini tengah mencari dana diluar Dana Pihak Ketiga (DPK).

“Sudah pasti kita jalankan adalah rupiah. Bukan obligasi, dan jangka waktunya pendek, enggak jauh-jauh dari NCD. Hal ini baru satu dari beberapa instrumen yang kita kaji,” ujarnya di Jakarta, Jumat (24/4).

Pahala mengungkapkan opsi pendanaan dengan penerbitan instrumen NCD dilakukan untuk mendukung pertumbuhan kredit bank pelat merah tersebut. Untuk diketahui, tahun ini pertumbuhan kredit Bank Mandiri ditargetkan naik 15 hingga 17 persen dari tahun lalu.

“Opsi pendanaan tersebut sudah masuk dalam Rencana Bisnis Bank (RBB), tetapi belum disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” katanya. (gir/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER