Sepekan, Nilai Transaksi Saham Naik 35% Jadi Rp 6,65 Triliun

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Minggu, 11 Okt 2015 15:21 WIB
Penguatan dinilai karena tidak membaiknya data ekonomi AS dan adanya pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi Jilid III oleh pemerintahan Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidatonya pada peringatan 38 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Agustus 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak positif sepanjang pekan lalu karena tidak membaiknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan adanya pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi Jilid III oleh pemerintahan Joko Widodo.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, selama periode 5 Oktober 2015 hingga 9 Oktober 2015, IHSG mengalami penguatan 9,07 persen ke level 4.589,34 poin dibandingkan dengan penutupan di pekan sebelumnya yang berada di level 4.207,79 poin.

Sekretaris Perusahaan BEI, Irmawati Amran menyatakan reaksi positif pelaku pasar juga ditunjukkan melalui rata-rata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia yang kembali meningkat 35,80 persen menjadi Rp 6,65 triliun dari Rp 4,89 triliun pada sepekan sebelumnya

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sejalan dengan tren positif tersebut, rata-rata volume transaksi harian juga mengalami kenaikan 12,29 persen dan rata-rata frekuensi harian mengalami penguatan 27,03 persen,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (11/10).

Ia mengungkapkan, momentum positif penguatan IHSG juga sejalan dengan kembalinya dana investor asing yang mencatatkan beli bersih di pasar saham dalam lima hari terakhir.

“Selama sepekan terakhir, investor asing kembali mencatatkan net buy Rp 2,26 triliun meski secara tahunan, aliran dana investor asing di pasar saham masih tercatat net sell Rp 10,99 triliun,” jelasnya.

Irmawati menilai investor merespon positif paket kebijakan pemerintah. Seperti diketahui, pada Rabu (7/10), pemerintah mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi Jilid III untuk mengatasi dampak pelemahan ekonomi dunia yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan stagnannya tingkat pengangguran dan masih melambatnya non farm payrolls AS yang dirilis di akhir pekan lalu memberikan spekulasi akan berkurangnya tekanan kenaikan Fed rate (suku bunga AS).

“Pelaku pasar pun kembali merespon positif sehingga laju bursa saham Asia di awal pekan kemarin mampu bertahan di zona hijau dan melanjutkan kenaikannya,” jelasnya.

Menurutnya nilai tukar rupiah yang masih menguat, hingga imbas masih positifnya laju bursa saham Asia seiring imbas penguatan bursa saham AS menjadi motor penguatan IHSG. Ia menilai patahnya trend turun jangka pendek rupiah yang diikuti pembalikan arah menguat juga direspon dengan patahnya trend turun jangka pendek IHSG.

“Jelang diumumkannya Paket Kebijakan Ekonomi Jilid III, laju IHSG seperti mendapat sentimen positif sehingga mampu membuatnya dapat kembali bertahan di zona hijau,” katanya.

Seperti diketahui, paket kebijakan ekonomi tersebut meliputi penurunan harga Bahan Bakar Minyak, kecuali untuk jenis Premium, dan LPG; penurunan harga gas untuk industri; penurunan tarif dasar listrik; kemudahan dan perluasan penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR); pemangkasan waktu perizinan Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan; serta beberapa aturan baru yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Beberapa aturan OJK tersebut adalah relaksasi ketentuan persyaratan kegiatan usaha dan penitipan valuta asing dan pengelolaan (trust) bank, peluncuran skema asuransi pertanian, revitalisasi industri modal ventura, pembentukan konsorsium berbasis ekspor dan ekonomi kreatif serta UMKM, pemberdayaan lembaga pembiayaan ekspor Indonesia, dan implementasi One Project Concept terkait kualitas kredit perbankan. (gir/gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER