Pangkas Beban Kurs, XL Kembali Percepat Pelunasan Utang Dolar

CNN Indonesia
Senin, 19 Okt 2015 13:39 WIB
PT XL Axiata Tbk bakal terus memperkuat posisi keuangan dengan mengonversi pinjaman ke rupiah serta mempercepat pelunasan pinjaman dalam dolar.
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini bakal terus memperkuat posisi keuangan dengan mengonversi pinjaman ke rupiah serta mempercepat pelunasan pinjaman dalam dolar. (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT XL Axiata Tbk kembali mengumumkan percepatan pelunasan pinjaman sebesar US$ 50 juta dari Bank UOB serta US$ 100 juta dari Standard Chartered Bank guna mengurangi beban kurs perusahaan.

Presiden Direktur XL Dian Siswarini menyatakan bakal terus memperkuat posisi keuangan perusahaan melalui perubahan pinjaman ke mata uang rupiah serta melakukan percepatan pelunasan pinjaman dolar Amerika Serikat (AS).

“Ini merupakan bagian dari rangkaian inisiatif perusahaan untuk secara proaktif mengurangi beban kurs sehingga bisa meningkatkan kinerja pengelolaan neraca keuangan,” jelasnya di Jakarta, Senin (19/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dian menjelaskan pelunasan pinjaman sebesar US$ 50 juta kepada bank UOB dilakukan dengan kas internal. Selain itu XL juga telah melakukan penarikan pinjaman sebesar Rp 1,5 triliun dari PT Bank Central Asia Tbk yang akan digunakan untuk melunasi pinjaman dari Standard Chartered Bank sebesar US$ 100 juta.

“Hingga saat ini XL telah melakukan pelunasan utang sebesar US$ 480 juta, yang merupakan rangkaian dari berbagai inisiatif yang secara proaktif dilakukan XL untuk mengurangi beban pinjaman dolar,” jelasnya

Sebelumnya pada 18 September 2015 lalu, XL juga sudah mengumumkan percepatan pelunasan atas pinjaman dari Bank UOB sebesar US$ 100 juta yang merupakan bagian dari pinjaman eksternal dalam dolar yang tidak memiliki lindung nilai (hedging) pada neraca keuangan XL.

Selain itu pada 1 Oktober 2015, XL juga telah mengumumkan konversi atas pinjaman dari Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ (BTMU) sebesar US$ 180 juta ke dalam mata uang rupiah, sekaligus percepatan pelunasan atas pinjaman sebesar US$ 50 juta dari Bank UOB.

Kinerja Semester I

Pelemahan nilai tukar rupiah pada tahun ini memang membuat kinerja keungan XL terjerembab. Hal itu terlihat dalam laporan keuangan perseroan pada semester I 2015, dimana rugi bersih perseroan menanjak hingga 91,2 persen menjadi Rp 850,89 miliar, dari Rp 444,81 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Pasalnya, jebloknya rupiah berimbas ke meroketnya rugi selisih kurs yang dibukukan oleh XL Axiata hingga 458 persen, dari Rp 250,73 miliar menjadi Rp 1,39 triliun. Hal itu ditambah melorotnya pendapatan perseroan sebesar 3,9 persen menjadi Rp 11,09 triliun pada semester I 2015, dari sebelumnya Rp 11,54 triliun.

Kendati demikian, perseroan sebenarnya berhasil menekan beban sebesar 2,3 persen menjadi Rp 10,56 triliun dari Rp 10,81 triliun. Sayangnya, laba kotor XL tetap tergerus menjadi Rp 527,14 miliar dari Rp 733,09 miliar.

Hingga 30 Juni 2015, total aset XL Axiata tercatat mencapai Rp 62,4 triliun, lebih rendah dari akhir tahun lalu Rp 63,63 triliun. Sementara liabilitas XL mencapai Rp 49,16 triliun dari Rp 49,58 triliun, dan ekuitas perseroan tercatat Rp 13,24 triliun dari Rp 14,05 triliun.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER