Draf PP Pusat Logistik Berikat Siap Diteken Jokowi

CNN Indonesia
Selasa, 20 Okt 2015 07:03 WIB
Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi menyatakan instansinya telah menyelesaikan RPP Pusat Logistik Berikat dan tinggal menunggu tandatangan Presiden Jokowi.
Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi (kiri) menyatakan instansinya telah menyelesaikan RPP Pusat Logistik Berikat dan tinggal menunggu tandatangan Presiden Jokowi. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari).
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (DJBC Kemenkeu) telah menyelesaikan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pusat Logistik Berikat (PLB). Kehadiran kawasan yang menjadi pusat penyimpanan barang beberapa jenis industri ini diharapkan mampu menjadi sumber efisiensi baru atas impor bahan baku produksi ke Indonesia.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi berharap dengan hadirnya PLB maka Indonesia tidak perlu lagi membeli bahan bakar minyak (BBM) ke Singapura maupun produk atau bahan baku impor lain dari luar negeri.

“Proses perumusan RPP PLB sudah mencapai tahap akhir dan tinggal menunggu tanda tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi),” ujar Heru di Jakarta, Senin (19/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain memangkas kegiatan impor yang diharapkan dapat menghemat devisa, Heru menyebut pengembangan PLB bisa menurunkan ongkos logistik karena perusahaan manufaktur nasional tidak perlu mengimpor bahan baku dari luar negeri dan cukup membeli dari gudang yang dikelola perusahaan atau warehouse (gudang) di kawasan tersebut.

“Tujuan lainnya, dapat menjaga ketersediaan bahan baku secara cepat dan murah. Lalu menurunkan dwelling time dan diharapkan Indonesia dapat menjadi pusat distribusi kawasan ‎regional di Asia Tenggara,” tegasnya.

Hal tersebut menurutnya memungkinkan sebab dengan memiliki beberapa PLB, perusahaan-perusahaan di kawasan Asia Tenggara bisa menjadikannya tempat transit. Semakin banyak perusahaan yang menaruh barangnya di PLB, maka diharapkan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Badan Usaha dari perusahaan pergudangan bisa naik signifikan.

Industri Potensial

Menurut Heru, ada beberapa industri yang berpotensi untuk mengisi gudang berikat tersebut. Diantaranya adalah, industri minyak dan gas, kapas, dan biji-bijian.

Khusus untuk sektor minyak dan gas, akan dibangun tempat penyimpanan barang di kawasan Merak dan Banten. Nantinya, kawasan tersebut akan dijadikan pusat penyimpanan logistik bagi distribusi BBM.

“Dengan demikian ke depannya impor BBM Indonesia tidak lagi parkir di Singapura, melainkan langsung ditampung di PLB. Sehingga penetapan harganya tidak berdasarkan perhitungan harga negara tersebut,” kata Heru.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER