Harga Batubara Anjlok, Laba Bukit Asam Turun 5%

CNN Indonesia
Selasa, 20 Okt 2015 14:42 WIB
Laba bersih PT Bukit Asam turun 5 persen dalam sembilan bulan pertama tahun ini, dari Rp 1,58 triliun pada Januari-September 2014 menjadi Rp1,5 triliun.
Tambang milik PT Bukit Asam Tbk. (Dok. PT Bukit Asam Tbk)
Jakarta, CNN Indonesia -- Laba bersih PT Bukit Asam (PTBA) Tbk turun 5 persen dalam sembilan bulan pertama tahun ini, dari Rp 1,58 triliun pada Januari-September 2014 menjadi Rp1,5 triliun. Kendati pendapatan perseroan meningkat, penurunan laba tak terhindarkan menyusul anjloknya harga komoditas tambang.

Sekretaris Perusahaan PTBA Joko Pramono mengatakan selama periode Januari-September 2015 perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp 10,50 triliun, naik 9 persen dibandingkan dengan perolehan periode yang sama tahun lalu Rp 9,65 triliun.

“Peningkatan pendapatan sejumlah itu merupakan kontribusi dari keberhasilan perseroan meningkatkan volume penjualan perseroan sebesar 14,35 juta ton atau memperoleh kenaikan sebesar 8 persen dibanding penjualan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 13,24 juta ton,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (20/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Joko menjelaskan, pencapaian kinerja perusahaan tambang batubara pelat merah itu terjadi di tengah penurunan harga jual komoditas batubara yang terus berlangsung.

“Harga jual rata-rata tertimbang perseroan pada Januari-September 2015 terkoreksi sebesar 2 persen menjadi Rp712.099 per ton, dari Rp728.079 per ton pada 2014,” jelasnya.

Ia merinci, komposisi penjualan perseroan terdiri dari 48 persen ekspor dan 52 persen penjualan domestik. Joko menyatakan ekspor dilakukan dengan memberikan prioritas batubara berkalori tinggi dan mengalami kenaikan 5 persen atau menjadi 6,88 juta ton.

“Sedangkan penjulan domestik mengalami kenaikan sebesar 12 persen atau menjadi 7,46 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,68 juta ton,” katanya.   

Pencapaian volume penjualan tersebut, jelas Joko, merupakan kontribusi dari kenaikan volume produksi dan pembelian batubara perseroan sebesar 10 persen atau menjadi 15,25 juta ton dibandingkan sembilan bulan pertama 2014 sebanyak 13,87 juta ton.

Selain memprioritaskan batubara berkalori tinggi ke pasar ekspor demi mengendalikan profitabilitas, Joko menyatakan perseroan juga mampu melakukan efisiensi pada triwulan III, di antaranya melalui optimalisasi penambangan dengan penambangan batubara kalori tinggi.

“Serta menekan Nisbah Kupas (Stripping Ratio/SR) pada triwulan III 2015 menjadi 4,13 dibanding SR triwulan II sebesar 4,49 dan lebih jauh lagi di bawah SR Triwulan I sebesar 5,59,” jelas Joko.

Lebih lanjut Joko menyatakan, hingga September 2015 biaya tunai PTBA, termasuk royalti turun sebesar 11 persen, dari Rp630.544 per ton menjadi Rp563.012 per ton. Untuk triwulan III 2015, biaya tunai tercatat turun sekitar 13 persen menjadi Rp658.059 per ton dari Rp 759.148 per ton di triwulan III 2014.

Genjot Usaha PLTU

Saat ini, lanjut Joko, PTBA juga fokus mengembangkan usaha di sektor energi sejalan dengan diversifikasi lini bisnis. Ekspansi ini dalam rangka menjaga agar kinerja perseroan tetap tumbuh di tengah gejolak harga batubara.

Joko mengungkapkan, setidaknya sudah tiga Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU) yang sudah dibangun oleh PTBA, yakni PLTU Tanjung Enim berkapasitas 3x10 MW, PLTU Pelabuhan Tarahan 2x8 MW, dan PLTU Banjarsari 2x110 MW.

“Seiring dengan itu Bukit Asam sudah melakukan penyiapan lahan untuk pembangunan konstruksi PLTU Banko Tengah 2x620 MW (Sumsel 8), dan dijadwalkan selesai tahun 2019. Dengan demikian, pada saat itu perseroan sudah mengoperasikan PLTU sebesar 1.500 MW,” jelas Joko.

Ariyanto Kurniawan, analis Mandiri Sekuritas mengatakan, dengan masih tumbuhnya laba bersih PTBA sebesar 57 persen secara kuartalan dan 67 persen secara tahunan, mengindikasikan bahwa BUMN tambang ini lebih tahan banting di tengah pelemahan harga batubara.

“Kami berencana menaikkan prediksi kami berdasarkan kinerja kuartal III 2015 itu,” jelasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER