Anggaran Dipangkas, Kementerian ESDM Ubah Target Konversi BBM

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Selasa, 20 Okt 2015 12:42 WIB
Rapat kerja Komisi VII DPR dengan Kementerian ESDM kemarin, pagu anggaran Kementerian pimpinan Sudirman Said tersebut ditetapkan hanya mencapai Rp 7,8 triliun.
Dirjen Migas I Gusti Nyoman Wiratmaja menjelaskan rapat kerja Komisi VII DPR dengan Kementerian ESDM kemarin, pagu anggaran Kementerian pimpinan Sudirman Said tersebut ditetapkan hanya mencapai Rp 7,8 triliun. (CNN Indonesia/Gentur Putro Jati).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan merombak sejumlah rencana kerja menyusul dipangkasnya pagu belanja Kementerian dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.

Beberapa rencana kerja yang dirombak antara lain peta jalan (roadmap) kebijakan terkait eksekusi program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).

“Otomatis roadmap-nya harus disesuaikan. Tadinya roadmap kita kan agresif, sekarang akan menurun sedikit,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja di Jakarta, Selasa (20/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain merevisi target konversi BBM, Wiratmaja bilang roadmap kebijakan yang juga akan mengalami perubahan ialah rencana pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga yang sejatinya sudah dijalankan sejak tahun ini.

Ia mengungkapkan, adanya perubahan dua roadmap strategis tersebut tak lepas dari berkurangnya anggaran Direktorat Jenderal (Ditjen) Migas sebagai konsekuensi atas berkurangnya anggaran Kementerian ESDM.

"Anggaran Ditjen Migas saat ini Rp 2,3 triliun. Sebelumnya diusulkan Rp 3,289 triliun," tambahnya.

Seperti diketahui, dalam rapat kerja antara Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan Kementerian ESDM Senin kemarin (19/10), pagu anggaran Kementerian yang dipimpin oleh Sudirman Said tersebut ditetapkan hanya mencapai Rp 7,8 triliun.

Jika dibandingkan anggaran yang diusulkan sebelumnya pada angka Rp 8,8 triliun, itu artinya telah terjadi pemangkasan sekitar Rp 1,08 triliun.

Meski begitu, Wiratmaja mengatakan pemerintah akan tetap konsisten mengeksekusi sejumlah proyek infrastruktur dalam program konversi. Dua diantaranya meliputi pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga dari semula akan dibangun di tujuh lokasi menjadi lima lokasi, hingga pada pembangunan tangki penyimpanan gas minyak bumi cair atau liquefied petroleum gas (LPG) dan BBM di Indonesia Timur.

“Nanti konversi BBM ke LPG kan bergeser ke Indonesia Timur seperti Papua dan NTT. Jadi kita harus bangun dulu deponya, baru pada 2017 disebar paket perdananya,” tandas Wiratmaja. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER