Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Iran tengah membuka peluang kerjasama di bidang pemanfaatan sumber energi air yang ada di Indonesia. Hal tersebut menjadi salah satu pembahasan yang dilakukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said saat mengadakan pertemuan bilateral di Iran akhir pekan lalu.
“Tenaga hidro itu mereka besar sekali. Jadi dari 70.000 kapasitas terpasang itu, 20.000 diantaranya hidro, dan kita akan banyak belajar dari mereka. Saya sendiri sudah bersepakat dengan menteri enegri Iran. (Kebetulan) dia ada dua menteri, menteri perminyakan dan menteri energi," ujar Sudirman saat ditemui di Istana Presiden, kemarin.
Sudirman mengungkapkan, wacana kerjasama di sektor pemanfaatan energi air merupakan kelanjutan dari rencana kedua negara untuk mengoptimalkan sumber daya energi yang dimiliki masing-masing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Indonesia-Iran telah mewacanakan bakal melakukan kerjasama di beberapa sektor melalui rencana pembangunan kilang pengolahan minyak, jual-beli minyak mentah dan gas bumi cair atau
liquefied petroleum gas (LPG), hingga pada kerjasama di bidang pupuk.
"Menteri energi akan bersama-sama melakukan studi potensi hidro di indonesia. Sebetulnya kita ini potensi hidronya besar, tapi baru pada level digunakan waduk dan listriknya masih kecil-kecil skalanya dan kita akan dorong ke sana," tambah Sudirman.
Incar Sektor HuluDalam pertemuan bilateral yang digelar selama dua hari itu, mantan Direktur Utama PT Pindad (Persero) ini juga sempat melempar wacana keinginan Indonesia menyasar sektor hulu migas Iran melalui PT Pertamina (Persero).
Meski begitu, Sudirman masih urung berbagi langkah konkrit yang akan diambil menyusul rencana tersebut.
"Kepada Presiden Iran, saya kemarin juga menyampaikan ingin berpartisipasi di hulu karena hulu mereka cukup kuat. Nanti kalau kita bisa punya konsesi di sana, saya kira akan sangat baik," tandas Sudirman.
Menanggapi hal tersebut, pengamat kebijakan energi Yusri Usman menilai keputusan yang positif jika pada akhirnya pemerintah terus membuka peluang kerjasama dengan beberapa negara untuk memastikan rantai pasokan minyak mentah sampai pada pasokan produk bahan bakar minyak (BBM) ke dalam negeri.
Yusri mengungkapkan, dengan rencana pemerintah yang akan membeli minyak mentah atau BBM secara langsung, Pertamina setidaknya mampu meminilisir kendala jaminan pasokan, serta mampu menekan biaya lainnya.
"Sekarang tinggal bagaimana kerjasama itu direalisasikan dan diawasi. Dan yang harus diingat pemerintah juga sudah saatnya memanfaatkan momentum anjloknya harga minyak untuk mengadakan cadangan strategis agar masyarakat Indonesia bisa merasakan langsung BBM murah," kata Yusri.
(gen)