Lesunya Ekonomi Negeri Tak Redupkan Semangat Pengusaha Mini

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Jumat, 23 Okt 2015 06:49 WIB
Di tengah perlambatan ekonomi Indonesia saat ini, para pengusaha UKM justru terlihat lebih tahan banting dibandingkan pengusaha skala besar.
Ari, pengusaha kerajinan kayu 'Bali Signboard' di pameran promosi dagang Trade Expo Indonesia 2015, Jakarta,Rabu (21/10). (CNN Indonesia/Safyra Primadhyta).
Jakarta, CNN Indonesia -- Luasnya jaringan dagang (network) merupakan modal penting bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang ingin menembus pasar internasional. Hal itu terbukti dari banyaknya pelaku UKM mengikuti pameran promosi dagang Trade Expo Indonesia (TEI) 2015 di Jakarta International Expo (JIExpo) pada 21-25 Oktober 2015.

Di temui saat pembukaan pameran, pemilik usaha kerajinan kayu ‘Bali Signboard’ Ari (29) mengaku baru pertama kali mengikuti ajang ini. Kehadirannya difasilitasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM.

“Ini pertama kali kami ikut pameran (TEI 2015) tapi kami sudah biasa ekspor ke beberapa negara, kebanyakan tujuan ekspornya Eropa,” ujar Ari kala ditemui CNN Indonesia, Rabu (21/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ari mengaku tidak memiliki target penjualan khusus di TEI 2015. Hal terpenting baginya adalah acara ini bisa membuka peluang untuk mengenal lebih banyak pembeli potensial. Tindak lanjut transaksi kemungkinan akan lebih banyak dilakukan dari Bali, lokasi showroom tetap produk kerajinannya.

“Yang penting kami dapat kontak dulu deh, jadi tidak ada target untuk selling berapa. Karena ini kan sekali pameran untuk jangka panjang jadi saya harapkan kontak dulu, nanti dari Bali kami follow up,” ujarnya.

Ari menyebutkan rata-rata omzet usaha yang dirintisnya tiga tahun lalu ini telah mencapai US$ 80 ribu–US$ 150 ribu per bulan. Hal itu berawal dari kejeliannya menangkap peluang pasar industri kreatif di Eropa.

“Saya sering travelling, dan punya teman-teman dari Eropa. Awalnya, mereka (orang Eropa) menata rumahnya dengan poster-porter. Saya pikir kenapa harus poster? Sementara poster itu bertentangan dengan furnitur mereka yang lebih ke arah classic. Jadi kami coba buat pakai papan dan gambarnya itu digantikan dengan tulis dengan tangan. Ternyata mereka menyukai dan cocok dengan selera mereka,” tuturnya.

Sementara itu Vania Santoso produsen produk kreatif hasil olahan sak semen, mengaku mendapatkan akses pembelian dari gelaran TEI 2014. Dengan mengikuti pameran ini, Vania bisa bertemu langsung dengan pembeli sekaligus mengenalkan produk daur ulangnya.

“Dari tahun kemarin kami dapat banyak pembeli dari luar, dapat koneksinya, akhirnya bisa mulai ekspor ke luar. Makanya, harapannya di tahun ini saat ikut yang kedua kalinya, bisa lebih banyak lagi membuka akses ekspor yang langsung ke distributor langsung,” tutur Vania.

Vania mengungkapkan telah memasarkan produk bermerek ‘Hey Startic’ ke Belanda dan Australia secara rutin. Tahun ini, Vania berharap bisa mulai lebih banyak memasarkan ke negara-negara Eropa lain dan Amerika Serikat. Ambisinya itu didukung dengan terus melakukan inovasi atas produk yang ramah lingkungan ini.

“Kami sudah membuat inovasi baru juga dari produknya. Jadi tidak cuma tas atau dompet, tapi juga sudah mulai ke sepatu, lalu ada aksesoris seperti laptop case,” ujarnya.

Ekspor Perdana

Berbeda dengan Ari dan Vania, Emilia Hinta (65) pemilik gerai busana ‘Ibukita Gallery’ mengaku baru mau mulai menjajal pasar ekspor. Hal itu didorong oleh keinginannya untuk mengenalkan busana bersulam karawo khas Gorontalo ke dunia internasional.

“Kami memang rencana untuk ekspor, baru berencana, tapi belum,” ujar pegawai pensiunan Bank Indonesia (BI) ini.

Melalui gelaran TEI 2015, Emilia ingin memperkenalkan produknya kepada pembeli potensial.

“Saya ikut TEI 2015 supaya bisa mendapatkan pembeli. Itu bisa ditindaklanjuti dengan ada follow-up dari perkenalan dengan pembeli,” ujarnya.

Ke depan, Emilia berharap produk yang dikenakan Presiden Joko Widodo beserta tamu penting dalam pembukaan TEI 2015 ini selanjutnya bisa menembus pasar ekspor. Selama ini, lanjut Emilia, busana produksinya dipasarkan secara langsung melalui gerai miliknya di pusat perbelanjaan Thamrin City, Jakarta. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER