Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong menilai kepopuleran Presiden Joko Widodo (Jokowi) di dunia internasional bisa menjadi pendorong ekspor. Sosok Jokowi menurutnya bisa meningkatkan penjualan produk Indonesia ke luar negeri.
Thomas mendapatkan ide itu setelah mendampingi atasannya ke Timur Tengah beberapa hari lalu. Salah satu tempat yang dikunjungi rombongan adalah pasar modern Lulu Hypermarket (Lulu Mart) di Mal Khalidiyah, Abu Dhabi. Di tempat itu banyak orang Indonesia dan penduduk negara tetangga seperti Filipina, Pakistan, dan Bangladesh, yang berebut meminta foto bersama Jokowi.
“Kelihatannya masyarakat negara tetangga atau regional sudah terpesona sekali dengan Presiden kita. Saya pribadi melihat ini peluang karena bisa menjadi bagian dari national branding Indonesia,” kata Thomas di kantornya, Jakarta, Rabu (16/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sudut pandang pengusaha, menurut Thomas, penjualan barang dan jasa suatu negara tidak terlepas dari adanya nation-branding.
“Jadi bagaimana persepsi masyarakat-masyarakat di luar terhadap bangsa dan negara kita,” ujarnya.
Contoh Korea SelatanIa mencontohkan keberhasilan Korea Selatan memanfaatkan merek nasionalnya berupa musik pop (K-pop) dan drama korea (K-drama) sehingga bisa laris menjual produk elektronik andalannya seperti Samsung dan LG di berbagai negara.
“Contohnya, produk korea itu seperti Samsung, LG dan lain sebagainya itu banyak sekali menikmati manfaat dari populernya K-pop dan K-drama. Mereka memanfaatkan aktor, aktris, penyanyi K-pop dan K-drama untuk mempromosikan produk-produk dan jasa bahkan pariwisata mereka,” tutur Thomas.
Ke depannya, Thomas ingin melihat bagaimana Indonesia bisa memanfaatkan kharisma Presiden Jokowi untuk memasarkan barang dan jasa ke luar negeri.
“Saya kira Presiden bisa menjadi ujung tombak yang sangat bagus untuk national branding Indonesia. Saya sampai susah berhenti senyum melihat sambutan masyarakat yang begitu meriah,” ujarnya.
Sebagai informasi, neraca perdagangan bulan Agustus 2015 tercatat surplus sebesar US$ 433,8 juta sehingga akumulasi surplus periode Januari-Agustus 2015 mencapai US$ 6,2 miliar. Surplus neraca perdagangan Januari-Agustus ditopang oleh surplus perdagangan nonmigas sebesar US$ 10,8 miliar. Sementara itu, neraca perdagangan migas Januari-Agustus tercatat defisit US$ 4,6 miliar.
(gen)